MNC Energy Investments (IATA) Targetkan Capaian Lebih Tinggi di 2023
JAKARTA, iNews.id - PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) terus mencatatkan kinerja gemilang. Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo mengatakan, tahun ini IATA menargetkan pencapaian lebih tinggi.
“Kami berharap performa IATA akan sangat baik di tahun 2023, selaras dengan produksi batu bara yang ditargetkan naik hingga 40 persen,” ujar Hary.
Hary menambahkan, EBITDA Perseroan pada sebelas bulan 2022 tumbuh positif 127,6 persen mencapai 66,3 juta dolar AS, dari 29,1 juta dolar AS pada periode yang sama tahun lalu. Selain pendapatan, EBITDA Perseroan juga melambung hingga 468,3 persen dari 11,7 juta dolar AS menjadi 66,3 juta dolar AS.
Alhasil, laba bersih berhasil melesat 729,1 persen, dari 5,5 juta dolar AS pada Desember 2021 menjadi 45,8 juta dolar AS di sebelas bulan tahun lalu.
Dari sisi neraca, total aset Perseroan meningkat 107,4 persen dari 99,9 juta dolar AS pada 2021 menjadi 207,2 juta dolar AS pada sebelas bulan 2022. Total ekuitas pada sebelas bulan 2022 juga tercatat positif sebesar 89,0 juta dolar AS setelah sempat negatif efek konsolidasi akusisi PT Bhakti Coal Resources (BCR) ke dalam Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan.
Setelah Perseroan menyelesaikan proses Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD atau Rights Issue) pada November 2022, akuisisi telah dibayarkan lunas sehingga ekuitas menjadi positif dan PT MNC Asia Holding Tbk (BHIT) resmi mengantongi 44,1 persen saham IATA.
IATA menorehkan pendapatan sebesar 166,6 juta dolar AS hingga November 2022 melonjak 130,2 persen year on year (yoy) dari 72,4 juta dolar AS tahun lalu. Angka tersebut mengalahkan kinerja 2021 dengan selisih yang signifikan, yaitu meningkat 110,5 persen dibandingkan dengan keseluruhan kinerja 2021 sebesar 79,1 juta dolar AS.
Hal tersebut menjadikan laba bersih IATA naik 100,1 persen yoy dari 22,9 juta dolar AS pada sebelas bulan 2021 menjadi 45,8 juta dolar AS pada sebelas bulan 2022. Bahkan dibandingkan dengan 2021, kinerja sebelas bulan 2022 IATA jauh mendominasi.
Kinerja gemilang IATA tidak lepas dari langkah manajemen menajamkan fokus investasi di sektor energi. Perseroan masih akan terus menggenjot produksi, memanfaatkan momentum tingginya permintaan dan harga batu bara di pasar internasional. Untuk proyeksi tahun 2023, produksi batu bara IATA ditargetkan melebihi 7 juta MT.
Dengan asumsi harga batu bara 50 dolar AS/MT, akan menghasilkan pendapatan sebesar 350 juta dolar AS. Angka tersebut akan terus meningkat seiring bertambahnya IUP yang beroperasi dan kemampuan Perseroan untuk mendapatkan kontrak pembelian batu bara.
Saat ini, IATA memiliki cadangan batu bara sebanyak 332 juta MT dari 20 persen keseluruhan area penambangan seluas 72.478 Ha. Tidak berhenti di situ, Perseroan aktif mengeksplorasi 59.035 Ha area yang diyakini memiliki cadangan terbukti hingga 600 juta MT untuk semua IUP.
Editor: Aditya Pratama