Mulai Covid-19 hingga Isu Boikot Produk Prancis, Pedagang Kecil Terpukul
Soal sepinya pembeli dalam beberapa bulan terakhir tak hanya dikeluhkan Ojim. Sari, pemilik warung bakso di perumnas Depok juga mengeluhkan hal yang sama. Namun, bukan pembelinya yang sepi, melainkan kebijakan pembatasan jam malam di Kota Depok.
“Kita kan buka dari sore, yang beli bakso juga biasanya sore. Sekarang jam 6 atau 7 malam sudah harus tutup, dagang cuma berapa jam. Pernah buka dari siang, tapi memang ramai pembeli itu sore dan malam,” ujarnya.
Sari menyebutkan, jika biasanya dia pulang mendorong gerobak kosong setelah berjualan, sekarang tak jarang gerobak bakso Sari pulang ke rumah dalam keadaan masih penuh.
“Pasti pelanggan tetap, yang udah biasa makan di sini suka ngeluh. Pernah lagi ada yang makan terus disuruh tutup. Kita bingung juga sama aturan. Belum lagi sekarang katanya ada isu boikot, saya kesulitan cari Aqua untuk pelanggan. Diganti merek lain, yang udah biasa minum merek lama enggak mau. Tetap nyarinya Aqua. Biasanya sehari saya juga bisa jual 2-3 dus aqua botol, sekarang sementara diganti yang lain, 1 dus pun nggak habis,” kata Sari.
Kasno, pemilik warung sembako dan kebutuhan sehari-hari di kawasan Bojonggede mengeluhkan beberapa produk yang bisa susah didapatkan untuk warungnya.
“Yang mulai kerasa itu ya, karena air minum atau susu anak yang dibutuh sehari-hari. Biasanya kalau ada ribut-ribut, nanti pedagang gede bisa mainin harga karena produk lagi susah didapat. Selama ini susu SGM sama Aqua yang paling laku. Kalau nanti harganya dimainin gara-gara isu boikot bisa repot jualan saya. Saya berharap semua kembali normal," kata Kasno.
Editor: Dani M Dahwilani