Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Hari Ini Terakhir! Pengguna X Wajib Daftar Ulang atau Akun Dikunci
Advertisement . Scroll to see content

Nilai Tesla Anjlok Rp1.818 Triliun di Tengah Kecemasan Pendanaan Pembelian Twitter oleh Elon Musk

Rabu, 27 April 2022 - 07:14:00 WIB
Nilai Tesla Anjlok Rp1.818 Triliun di Tengah Kecemasan Pendanaan Pembelian Twitter oleh Elon Musk
Nilai perusahaan Tesla Inc anjlok Rp1.818 triliundi tengah kecemasan investor terkait Elon Musk yang mungkin harus jual saham perusahaan untuk membeli Twitter. (Foto: Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

NEW YORK, iNews.id - Nilai perusahaan Tesla Inc anjlok 126 miliar dolar AS atau setara Rp1.818 triliun pada, Selasa (26/4/2022) waktu setempat, di tengah kecemasan investor terkait CEO Tesla Elon Musk yang mungkin harus menjual saham perusahaan untuk mendanai pembelian Twitter. Adapun kontribusi ekuitas tersebut sebesar 21 miliar dolar AS atau setara Rp303,07 triliun untuk pembelian Twitter 44 miliar dolar AS atau setara Rp635,01 triliun.

Dikutip dari Reuters, Tesla tidak terlibat dalam kesepakatan Twitter, namun sahamnya telah ditargetkan oleh spekulan setelah Musk menolak untuk mengungkapkan secara terbuka dari mana uangnya untuk akuisisi itu berasal. 

Penurunan 12,2 persen saham Tesla pada hari Selasa setara dengan penurunan 21 miliar dolar AS dalam nilai saham Tesla milik Musk, sama dengan 21 miliar dolar AS tunai yang dia berkomitmen untuk kesepakatan Twitter.

Analis Wedbush Securities Daniel Ives mengatakan, kekhawatiran tentang penjualan saham Musk yang akan datang dan kemungkinan dia terganggu oleh Twitter membebani saham Tesla. "Ini (yang) menyebabkan bear festival atas nama itu," ujarnya, dikutip Rabu (27/4/2022).

Selain itu, penurunan saham Tesla datang dengan latar belakang yang menantang bagi banyak saham terkait teknologi. Nasdaq ditutup pada level terendah sejak Desember 2020 pada Selasa, karena investor khawatir tentang perlambatan pertumbuhan global dan kenaikan suku bunga yang lebih agresif dari Federal Reserve AS.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut