Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Platform Jualan Online Kasih Harga Murah, Nasib Ritel Konvensional Terancam
Advertisement . Scroll to see content

Pedagang Dilarang Berjualan di Medsos, Perindo Dorong Manfaatkan Platform E-commerce

Sabtu, 30 September 2023 - 20:03:00 WIB
Pedagang Dilarang Berjualan di Medsos, Perindo Dorong Manfaatkan Platform E-commerce
Juru Bicara Nasional Partai Perindo, Yerry Tawalujan, menyarankan pedagang untuk memanfaatkan e-commerce untuk jualan online daripada TikTok Shop. (Foto: dok iNews)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Juru Bicara Nasional Partai Perindo, Yerry Tawalujan, angkat bicara menanggapi keluhan pedagang yang selama ini mempromosikan dagangannya melalui media sosial

Setelah pemerintah melarang jualan online melalui media sosial, para pedagang mengaku dirugikan dan meminta pemerintah fokus mengatur impor barang dari China yang selama ini masuk ke Tanah Air dan mengganggu produk lokal.

"Kami yakin pemerintah akan mencarikan solusi terbaik untuk kepentingan para pedagang," ujar Yerry kepada wartawan, Jumat (29/9/2023).

Yerry menjelaskan, ada dua kelompok pedagang terdampak larangan tersebut. Pertama, pedagang tradisional di pusat perbelanjaan seperti Tanah Abang dan tempat lainnya. Kedua, adalah pedagang yang mempergunakan media sosial.

"Harus ada jalan keluar yang menguntungkan untuk kedua kelompok pedagang itu," kata Yerry.

Politisi yang juga merupakan Bacaleg DPR dari Dapil Sulawesi Utara ini, menjelaskan di era sekarang semua pihak harus sadar akan kenyataan adanya disrupsi digital dan teknologi dalam perdagangan. 

Terkait dengan itu, lanjutnya, para pedagang yang masih mengandalkan cara tradisional dalam berdagang tentu akan tertinggal. 

"Kami sarankan para pedagang tekstil dan pakaian jadi di Tanah Abang dan pusat-pusat perbelanjaan lain untuk ikut memasarkan produknya melalui platform digital," ungkap Yerry.

Dia mengatakan, yang dimaksud dengan platform digital, lanjut Yerry, bukan media sosial seperti Tiktok, tetapi platform digital e-commerce yang sudah banyak beredar di masyarakat.

"Pakai pola hybrid saja, ada toko untuk dagang langsung, tetapi pakai juga platform e-commerce digital. Kalau media sosial peruntukkannya bukan dagang," ungkap Yerry.

Lebih lanjut, Yerry mengatakan keluhan para pedagang tentang maraknya produk impor dari luar negeri itu valid dan patut diperhatikan pemerintah.

Dirinya mengaku setuju dan mendukung jika Pemerintah mengambil tindakan tegas terhadap membanjirnya produk impor murah dari luar negeri, khususnya dari China. Pasalnya, produk impor murah dari China itu akan membunuh produk UMKM dalam negeri. 

"Sebenarnya yang perlu diatur dan dibatasi itu adalah mengalirnya produk impor murah dari China, yang di jual kembali di dalam negeri lewat Tiktok dan siaran live di e-commerce. Produk impor itu yang harus dibatasi supaya tidak mematikan industri dalam negeri," tutur Yerry.

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut