Pegadaian dan Relawan Bakti BUMN Batch VIII Kolaborasi, Bangun Desa Aan Lebih Mandiri

Dalam pelaksanaan upacara 17 Agustus, kehadiran Tedi Bharata, Deputi Bidang SDM, Teknologi, dan Informasi Kementerian BUMN, memberikan semangat tersendiri bagi para relawan dan warga.
“Program Relawan Bakti BUMN adalah ruang bagi Insan BUMN seluruh Indonesia untuk belajar sekaligus mengabdi. Dari Desa Aan, kita melihat bagaimana energi positif ini bisa menyatu dengan masyarakat dan melahirkan perubahan nyata yang kami harap dapat terus bergema,” ujarnya.
Hal senada disampaikan oleh Eka Pebriansyah, Direktur Jaringan dan Operasi PT Pegadaian, yang menegaskan komitmen Pegadaian dalam mendukung pembangunan masyarakat.
“Kami percaya bahwa kekuatan bangsa terletak pada masyarakat. Melalui kolaborasi antara relawan dan warga, program ini bukan hanya memberi manfaat jangka pendek, tetapi juga menumbuhkan ekosistem desa yang sehat, mandiri, dan berkelanjutan. Inilah wujud nyata Pegadaian Peduli untuk Indonesia,” tuturnya.
Dengan mengusung tema “Dari Relawan, Untuk Keberlanjutan Desa”, kegiatan ini menjadi bukti bahwa gotong royong adalah kunci membangun masa depan. Jejak yang ditinggalkan di Desa Aan tidak hanya berupa program, tetapi juga harapan, mimpi, dan semangat baru untuk hidup yang lebih sejahtera dan lestari.
Partisipasi Pegadaian dalam program Relawan Bakti BUMN Batch VIII di Desa Aan, Bali menjadi wujud nyata penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam setiap langkah bisnis dan sosial perusahaan. Melalui aspek lingkungan, Pegadaian mendorong pelestarian ekosistem desa lewat penanaman pohon, pengelolaan sampah organik, dan edukasi ramah lingkungan sejak dini.
Dari sisi sosial, kegiatan ini memperkuat kapasitas masyarakat dengan pendampingan UMKM, edukasi kesehatan, dan pemberdayaan anak-anak desa agar tumbuh menjadi generasi muda berdaya saing. Sementara dalam aspek tata kelola, program ini selaras dengan kebijakan keberlanjutan BUMN serta komitmen Pegadaian untuk menjalankan tata kelola yang transparan, akuntabel, dan berdampak luas bagi masyarakat.
Melalui harmoni ketiga pilar ESG tersebut, Pegadaian menegaskan posisinya bukan hanya sebagai lembaga keuangan, tetapi juga sebagai agen pembangunan berkelanjutan. Selain itu, hal ini sejalan dengan misi besar Pegadaian mengEMASkan Indonesia.
Kehadiran relawan di Desa Aan juga menjadi bukti bahwa nilai ESG dapat diterapkan secara konkret, memberi manfaat langsung bagi masyarakat sekaligus memperkuat kontribusi Pegadaian terhadap pencapaian keberlanjutan Indonesia.
Editor: Rizqa Leony Putri