Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Bahlil Terbitkan Aturan Baru, Tambang di Kawasan Hutan bakal Didenda hingga Rp6,5 Miliar
Advertisement . Scroll to see content

Pemerintah Resmi Moratorium Smelter RKEF, Ini Alasannya

Sabtu, 03 Agustus 2024 - 18:41:00 WIB
Pemerintah Resmi Moratorium Smelter RKEF, Ini Alasannya
ilustrasi smelter RKEF moratorium (Foto: Freepik)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Pemerintah sepakat menghentikan pembangunan atau moratorium fasilitas smelter komoditas nikel Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF). Diketahui, smelter tersebut menghasilkan nickel pig iron (NPI) sebagai produk tengah dari sumber mineral nickel.

"Moratorium lah, stop dulu saja. Tidak boleh ada lagi. Nah, sesudah itu baru kita pikirin agar kita arahkan dia supaya bikin ini. Jadi tentu saja kita melihat konstelasi demand internasional," ucap Menteri ESDM Arifin Tasrif ketika ditemui di Direktorat Jenderal Minyak dan Gas (Migas), Jakarta, Jumat (2/8/2024). 

Arifin menjelaskan pemerintah mendorong pemanfaatan mineral untuk mendukung industri kendaraan listrik dan energi baru terbarukan. Sedangkan, smelter yang tersedia di Indonesia saat ini mencakup bauksit, nikel, besi dan tembaga.

Padahal menurutnya, smelter di Indonesia harus bisa menghasilkan produk menengah. 

"Nah kita juga sedang mengevaluasi industri-industri yang memang nickel base, yang menghasilkan nilai tambah yang tidak tinggi dan yang suda mulai sunset itu kita evaluasi, untuk tidak dilakukan lagi pengembangan pembangunan pabrik-pabrik baru," kata Arifin.

"(Kementerian) Perindustrian sudah sepakat, sudah sepakat tidak ada lagi tambahan baru untuk RKEF, NPI," tutur dia.

Arifin menyebutkan, saat ini sumber daya nickel ore di Indonesia hanya sebesar 17 miliar ton dengan cadangan di kisaran 5 miliar ton.

Kemudian, produksi pada 2024 diproyeksikan bakal mencapai 240 juta ton sesuai yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB). Sedangkan tahun lalu, kebutuhan smelter diketahui menembus angka 220 juta ton.

"Harus kita kendalikan betul. Sehingga memang inginnya mempunyai prospek nilai tambah yang lebih baik, menyiapkan tenaga kerja lebih baik, serta mendukung transisi energi kita," ucap dia.

Sementara itu, pemerintah pada dasarnya akan terus memanfaatkan sumber daya mineral dalam rangka mendukung transisi energi, khususnya lewat peralihan ke kendaraan listrik, hingga masifikasi sumber energi terbarukan.

Editor: Puti Aini Yasmin

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut