Pendanaan Investor Makin Ketat, Era Bakar Uang Startup Segera Berakhir?
Namun pascapandemi, kebiasaan masyarakat berbelanja secara online akan berkurang. Artinya, jika sebelumnya masyarakat lebih milih belanja online karena ingin mendapatkan cashback, namun sekarang cashback jarang ditemui dan akhirnya masyarakat beralih pada belanja offline.
"Jadi ini yang disebut sebagai 'digital tourism' dia hanya coba-coba mana aplikasi yang menawarkan promosi tapi setelah promonya habis dia tidak akan menggunakan atau menjadi repeat customer. Nah ini kan artinya ada bakar uang yang merugikan uang investor," ungkap Bhima.
Dia menjelaskan, jika tak ingin gulung tikar karena era "bakar uang" ini diprediksi akan berakhir, bagi para founder startup, baiknya lebih cermat dalam memilih sektor bisnis. Pilih bisnis yang memang menghasilkan keuntungan seperti misalnya jasa keuangan dan jasa pembiayaan.
"Itu yang harus didorong. Sementara lini bisnis yang memang merugikan sebaiknya segera untuk di stop atau dibubarkan," kata Bhima.
Kemudian, Direktur CELIOS ini juga menuturkan, hal yang menentukan bangkitnya startup adalah soal tim manajerial. Sebab, badai ini bisa saja akan terus berlanjut hingga waktu yang tidak ditentukan. Maka, kekuatan akan terletak pada tim manajerial, komitmen founder, maupun komitmen CEO.
Lalu berikutnya adalah kolaborasi dengan ekosistem. Dia menilai jika startup yang tidak berkolaborasi misalnya dengan jasa keuangan maupun logistik maka akan tersingkir dari kompetisi.
Bhima pun memprediksi, beberapa tahun ke depan, sejumlah perusahaan startup akan berkurang. Kemudian yang kedua, akan banyak startup yang mengandalkan pendanaan dalam negeri, dan yang ketiga akan ada beberapa startup yang melakukan pivot.
Baca pembahasan mengenai Ada Apa Dengan Startup selengkapnya di IDXChannel.com melalui link berikut https://www.idxchannel.com/tag/startup
Editor: Jeanny Aipassa