Penuhi Permintaan, Bio Farma Tingkatkan Produksi Alat PCR hingga 2 Juta Unit
Bahkan, Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, pihaknya produksi RT-PCR sekitar 240 ribu unit per bulan. Kapasitasnya produksi alat kesehatan itu akan dinaikkan menjadi 1,5 juta unit, dan pada akhirnya menjadi 2 juta unit pada September 2020.
Terkait hal ini, Iwan menyebut, pihaknya sudah memenuhi semua target produksi PCR kit. Hasil produksi itu pun telah didistribusikan ke sejumlah rumah sakit (RS) di seluruh daerah di Indonesia.
Produsen obat-obatan itu pun terus meningkatkan produksinya karena permintaan dari RS terus meningkat. Meski begitu, hasil produksi dilakukan secara komersial. "Kita raning, sesuai target produksinya. Saat ini kita produksi untuk secara komersial dan sudah didistribusikan ke seluruh daerah, produksi akan tetap dilakukan karena permintaan terhadap PCR kit meningkat, baik dari RS dan lain-lain," katanya.
Sebelumnya, Luhut meminta agar kapasitas produksi domestik dapat terserap terlebih dahulu dan impor bila produksi dalam negeri tidak mencukupi. Bahkan, secara teknis, dia menyebutkan alat tes PCR Bio Farma sudah bisa produksi 1,5 juta dan bisa naik 3,5 juta per bulan.
“Tapi yang betul-betul mesti diperhatikan adalah stok reagennya. Reagen ini saya minta Pak Honesti (Dirut Bio Farma) untuk juga produksi dalam negeri. Produksi dalam negeri masih terbatas, sekarang bagaimana kita tingkatkan kapasitas itu,” ujarnya.
Editor: Dani M Dahwilani