Perjalanan George Soros, Dulu Porter Kereta Kini Investor Sukses Berharta Rp129 Triliun
Setelah itu, Soros bekerja sebagai penjual keliling di sepanjang pantai Welsh karena sulitnya mendapatkan pekerjaan. Dia kemudian mulai menulis surat untuk melamar pekerjaan di bank di London. Sebagian besar tidak merespons lamaran tersebut, namun dia mendapatkan balasan dari seorang Direktur Pelaksana di Singer & Friedlander yang menawarkannya posisi entry-level.
Sejak 1954, George Soros mulai bekerja sebagai pegawai di Singer & Friedlander. Kemudian dia dipromosikan ke departemen arbitrase. Saat bekerja di bank tersebut, salah satu rekan kerjanya merekomendasikan Soros untuk bekerja di bisnis orang tuanya, F.M. Mayer.
Sepakat dengan penawaran tersebut, dan bersedia menerima posisi di departemen arbitrase di F.M. Mayer, Soros pindah dari London ke New York pada 1956. Dia berhasil membangun reputasi yang baik di sana hingga dia ke Wertheim & Co pada 1959 sebagai analis sekuritas Eropa.
Berbagai pekerjaan terus dilakoninya hingga pada 1963 dia pindah ke bank investasi yang bermarkas di New York, Arnhold dan S. Bleichroeder. Pada 1969, Soros dipercaya mengelola pendanaan bernilai 4 juta dolar AS dan 250.000 dolar AS yang merupakan uangnya sendiri. Seiring berjalannya waktu, dana tersebut tumbuh menjadi Quantum Fund.
Kemudian nama Soros mengganti Quantum Fund menjadi Soros Fund Management pada 1973, dengan aset 12 juta dolar AS. Dia ikut mengelola Quantum Fund bersama dengan Jim Rogers.
Dengan kekayaannya, dia mendirikan Open Society Foundation yang merupakan jaringan yayasan, mitra, dan proyek di lebih dari 100 negara. Pada awal masa kejayaannya pada 1979, Soros memberikan beasiswa pendidikan kepada orang kulit hitam Afrika Selatan.
Setelah Tembok Berlin runtuh, dia baru mendirikan Universitas Eropa Tengah di Budapest sebagai ruang pengembangan pemikiran kritis para kelompok budaya muda dan pemikiran inisiatif lainnya.
Saat ini di usianya yang ke 91 tahun, Soros terus mengambil langkah aktif dalam pekerjaannya di Open Society Foundations. Dia juga melakukan traveling secara luas untuk mengadvokasi perubahan kebijakan positif para petinggi dunia baik secara publik maupun pribadi.
Editor: Jujuk Ernawati