Perusahaan Bimbel PHK 60.000 Karyawan Gara-gara Tindakan Keras China
Dalam postingan-nya pada Senin (10/1/2022) malam, Yu mengklarifikasi perusahaan masih memiliki sekitar 50.000 guru dan karyawan setelah PHK. Setelah postingan Yu menarik perhatian luas, New Oriental mengatakan, postingan tersebut tidak mewakili pandangan perusahaan. Dalam pengajuan ke bursa saham Hong Kong pada Senin malam, perusahaan menyatakan sedang meninjau hasil keuangan terbaru.
Perusahaan menyatakan telah menghabiskan hampir 3,1 miliar dolar AS tahun lalu untuk mengembalikan uang sekolah prabayar kepada pelanggan, memberi kompensasi kepada karyawan yang di-PHK, dan menyerahkan sewa untuk situs pembelajaran di seluruh negeri.
Dia menambahkan, pendapatan perusahaan anjlok 80 persen, sementara kapitalisasi pasar menyusut 90 persen. New Oriental kehilangan sekitar 28 miliar dolar AS nilai pasar pada tahun lalu.
Larangan les privat mengejutkan orang tua dan membuat banyak bisnis kesulitan. Hal ini juga memicu aksi jual tajam perusahaan pendidikan China di New York dan Hong Kong. Pada akhir Juli, Goldman Sachs memperkirakan peraturan tersebut menghapus 77 miliar dolar AS dari nilai pasar perusahaan bimbel China yang terdaftar di luar negeri dalam waktu seminggu.
Belum jelas berapa banyak total pekerjaan yang hilang karena tindakan keras China tersebut. Namun, mantan pejabat pendidikan Wang Wenzhan mengatakan Juli lalu, ada hampir 1 juta institusi di negara itu yang berfokus pada bimbel setelah sekolah, yang mempekerjakan sekitar 10 juta orang. Pada Desember 2021, Kementerian Pendidikan China mengumumkan pihak berwenang telah menutup 84 persen lembaga bimbel online dan offline di negara tersebut.
Yu yang mendirikan New Oriental pada 1993, mengatakan, perusahaan telah sepenuhnya menutup operasi bimbel untuk mata pelajaran inti sekolah. Selanjutnya, akan fokus pada pengajaran mata pelajaran lain - musik atau olahraga, yang bukan bagian dari kurikulum inti di China - menyediakan layanan bimbel untuk mahasiswa, dan menawarkan kursus bahasa Mandarin di pasar luar negeri. New Oriental juga telah menyiapkan platform live-streaming e-commerce yang berfokus pada penjualan produk pertanian.
"Bekerja keras, belajar keras, dan mencoba mencari arah baru. Ini harus menjadi tiga tema utama saya untuk 2022," ujar Yu.
Editor: Jujuk Ernawati