Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Mendikti Brian Ungkap Sederet Tugas dari Prabowo, Apa Saja?
Advertisement . Scroll to see content

Petani Ini Sukses Olah Kakao Jadi Cokelat hingga Ekspor ke Prancis-Korea

Senin, 18 Desember 2023 - 06:41:00 WIB
Petani Ini Sukses Olah Kakao Jadi Cokelat hingga Ekspor ke Prancis-Korea
Petani Kakao asal Kulonprogo, Johan Salbiantoro sukses mengubah produk kakao menjadi cokelat hingga menembus pasar ekspor. (Foto: YouTube CapCapung)
Advertisement . Scroll to see content

KULONPROGO, iNews.id - Menjadi petani kakao menjadi tantangan bagi Johan Salbiantoro, seorang pria yang memungut pundi rupiahnya dari bertani, hingga berjualan produk biji kakao kering ke pasar. Johan yang tinggal di Desa Banjaroya, Kulonprogo, DI Yogyakarta, sehari-hari memasarkan komoditasnya kepada tengkulak, sehingga diakuinya mendapat harga sangat murah, bahkan di bawah standar.

Hal ini membuat hatinya berkecamuk. Pasalnya selain bercocok tanam, dia juga seorang pengurus kelompok tani Ngudi Rejeki, sebuah organisasi tani lokal sekitar. 

Pemberian harga yang murah dinilai berdampak terhadap warga sekitar. Dari dasar inilah Johan memilih mandiri, mengolah kakao untuk mendapatkan nilai tambah.

“Kami dihargai sangat murah, saya tergerak meningkatkan perekonomian para warga, sehingga saya dirikan tempat wisata edukasi ini menjadi showroom produk-produk kakao dari tani,” ujar Johan dikutip dari YouTube CapCapung, Senin (18/12/2023).

Founder dan Owner Taman Kakao Coklat yang dia dirikan menarik perhatian wisatawan, sekaligus para pembeli internasional. Lambat laun, dengan mempekerjakan warga lokal, dia mampu ‘go-global’ untuk memasarkan produknya, seperti ke Prancis, Vietnam, Korea Selatan, Jepang, Uni Emirat Arab, hingga Jepang.

Produk hasil diversifikasi kakao menjadi cokelat yang dipasarkan cukup variatif, mulai dari cokelat manis, pahit, sedang, hingga pahit sekali. Sebagian besar produk yang dijual adalah cokelat siap konsumsi, cokelat batang atau cokelat blok, yang biasanya digunakan untuk kesehatan jantung, tekanan darah, dan menurunkan kolesterol.

“Bedanya yang pahit 100 persen ini murni biji kakao yang diolah tanpa campuran apapun. Ada yang pahit 80 persen itu artinya kandungan biji kakaonya 80 persen, sisanya gula, vanili, hingga mentega kakao,” tuturnya.

Johan mengakui bahwa dalam prosesnya hingga saat ini ini tidak mudah. Banyak kendala hingga tantangan yang menghadang, terutama persoalan sumber daya manusia (SDM). 

Beberapa petani yang bergabung dengannya, diakui, telah berusia senja, sehingga tak cukup perkasa untuk memanggul aktivitas harian di tempatnya tersebut.

“Kemudian putra putri mereka banyak yang jadi pegawai, tidak ada yang meneruskan, nah itu menjadi salah satu tantangan bagi kami, untuk menarik anak anak muda, putra putri dari bapak ibu para petani,” ucapnya.

Tantangan berikutnya terkait teknis pengolahan dari produk kakao menjadi cokelat, hingga digitalisasi melalui sosial media. Baginya, proses merawat pohon kakao sampai kepada pengolahan biji kakao, membuat petani memiliki daya saing dengan petani lain. 

Harga yang dihargai tidak bernilai di mata tengkulak, kini Johan berani memasang harga yang kompetitif. 

“Saya mempunyai harapan yang kuat untuk meningkatkan taraf hidup petani kakao yang ada di sekitar saya, kemudian yang kedua adalah melestarikan budi daya kakao yang hampir punah karena SDM yang semakin lanjut usia. Jadi bagi yang baru mulai, jangan pernah ragu,” tuturnya. 

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut