PGE Siap Operasikan Pembangkit Listrik Panas Bumi di Sulawesi Utara

JAKARTA, iNews.id - PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) tengah menyelesaikan konstruksi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Binary Cycle di Lahendong, Tomohon, Sulawesi Utara. Pembangkit panas bumi ramah lingkungan ini akan dikembangkan ke area-area panas bumi lain yang saat ini dikelola anak perusahaan Pertamina yang berada di bawah Sub Holding Power & New Renewable Energy (PNRE).

“Pembangkit dengan kapasitas 0,5 MW ini menjadi milestone Pertamina Geothermal Energy dan ini membuka peluang pengembangan PLTP skala kecil lain,” ujar Direktur Eksplorasi dan Pengembangan PGE Tafif Azimudin dalam keterangan tertulis, Jumat (18/2/2022).

Baca Juga

Kadin Sebut AI Ciptakan 46 Juta Kesempatan Kerja Baru pada 2035

Tafif menambahkan, pembangkit panas bumi binari memanfaatkan uap basah panas bumi dan sisa panas bumi dari PLTP konvensional. Pembangunan PLTP ini dilaksanakan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mulai awal 2019, dengan pendanaan Rp45 miliar dari Pemerintah Jerman melalui GeoForschungsZentrum (GFZ) German Research Centre for Geosciences, dan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, sebesar Rp12 miliar.

Menurut Tafif, PGE juga selalu berusaha menjaga lingkungan dan kepentingan masyarakat di sekitar area kerja panas bumi. Hal itu antara dilakukan dengan membangun infrastruktur jalan dan mengembangkan pelestarian satwa dan lingkungan di sekitar wilayah operasinya.

Baca Juga

Kisah Nurul Atik, Mantan OB Jadi Pengusaha Sukses

“Kita upayakan penggunaan lahan seefisien mungkin agar tidak memakan lahan yang besar,” ucapnya. 

Tafif mencontohkan, PGE membangun jalan beraspal sepanjang 30 km di Ulubelu, Lampung. Di wilayah ini, PGE memiliki empat pembangkit dengan kapasitas total 220 MW. Di Ulubelu, PGE juga melestarikan kambing lokal Saburai.

Baca Juga

Indonesia Punya Harta Karun yang Kuasai 52 Persen Cadangan Dunia, Apa Itu?

“Sebelum ada PLTP, masyarakat dari rumahnya menuju ladang paing cepat memakan waktu setengah hari. Kini, mereka hanya perlu 1 jam,” katanya.