Pinjaman Pembangunan Infrastruktur Indonesia Tembus Rp101 Triliun, Terbesar dari World Bank

JAKARTA, iNews.id - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengatakan total pinjaman untuk pembangunan infrastruktur Indonesia telah menembus 6,8 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp101,12 triliun.
Dari total pinjaman sebesar 6,8 miliar dolar AS, World Bank menempati porsi terbesar dengan pinjaman sebesar 1,68 miliar dolar AS atau sekitar Rp24,993 triliun. Terkait dengan itu, Basuki mengapresiasi World Bank, terutama Benoît Bosquet atas kontribusi dan kerja samanya dalam membantu Kementerian PUPR untuk mencapai target RPJMN 2020-2024.
“World Bank memiliki porsi terbesar dalam pembiayaan pembangunan infrastruktur yang sedang berjalan di Kementerian PUPR, dengan jumlah dukungan sebesar 24,71 persen atau sekitar 1,68 miliar dolar AS dari total pinjaman Kementerian PUPR sebesar 6,8 miliar dolar AS,” ujar Menteri Basuki dalam pernyataan tertulisnya, dikutip Rabu (14/6/2023).
Dia menjelaskan, ada 10 proyek Kementerian PUPR yang didanai oleh World Bank melalui pinjaman tersebut. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan 224/2011 tentang Prosedur Pemantauan dan Evaluasi Pinjaman/Hibah, 1 proyek dikategorikan sebagai At-Risk Projects (NUDP), 8 proyek dikategorikan sebagai Behind-Schedule (DOISP II,SIMURP, NSUP, NUWSP, ISWMP, CSRRP, ITDP dan ITMP), dan 1 proyek baru (NUFReP) yang efektif pada April 2023.
Basuki memaparkan, capaian Kementerian PUPR dalam pembangunan infrastruktur periode 2020-2022 antara lain adalah rehabilitasi dan modernisasi 826.531 Ha sistem irigasi, peningkatan operasional dan prosedur keselamatan untuk lebih dari 163 bendungan, penyediaan akses ke air minum dengan kecepatan 2.988 liter per detik, pembangunan dan perbaikan terhadap 546.561 rumah swadaya, dan membantu penyaluran terhadap 25.176 KK dalam kepemilikan rumah layak huni yang terjangkau.