Produksi Naik, Laba Bukit Asam Capai Rp1,45 Triliun di Kuartal I-2018
JAKARTA, iNews.id - PT Bukit Asam Tbk (IDX: PTBA) meraih laba bersih pada kuartal I-2018 (Januari-Maret) sebesar Rp1,45 triliun atau naik 66,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp870,8 miliar.
Kenaikan laba bersih ini ditopang kenaikan pendapatan perusahaan menjadi Rp5,74 triliun atau naik Rp1,20 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
”Pendapatan naik sebesar 26,44 persen dari pendapatan kuartal I-2017. Kenaikan ini terjadi karena peningkatan produksi hingga Maret 2018 ini,” kata Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin saat jumpa pers kinerja kuartal I-2018 di Hotel JW Mariot, Jakarta, Kamis (20/4/2018).
Menurut dia, selain produksi, naiknya pendapatan juga ditopang dari penjualan batu bara ekspor pada kuartal I-018 sebesar 55 persen dari total pendapatan. Sementara pendapatan dari penjualan batu bara domestik relatif sama dibandingkan tahun sebelumnya yaitu mencapai sebesar 43 persen dari pendapatan. Secara total selama kuartal I-2018 terdapat peningkatan volume penjualan batu bara sebesar 16 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Rinciannya dari sekitar 5,4 juta ton meningkat menjadi 6,3 juta ton.
”Peningkatan penjualan tersebut merupakan bagian dari strategi perseroan dalam memanfaatkan indeks harga batu bara dunia yang relatif masih tinggi. Selain itu optimasi penjualan batu bara berkalori menengah dan rendah,” ucapnya.
Dia menambahkan, Bukit Asam menargetkan produksi batu bara tahun ini sebesar 25,54 juta ton, naik 5 persen dari realisasi tahun sebelumnya sebesar 24,25 juta ton. Tahun ini, kata dia, Bukit Asam menganggarkan investasi sebesar Rp6,55 triliun yang terdiri atas Rp1,43 triliun untuk investasi rutin dan sisanya Rp5,12 triliun untuk investasi pengembangan.
Target pengembangan tahun ini, PTBA akan membangun sejumlah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Mulut Tambang, diantaranya PLTU Mulut Tambang Bangko Sumsel 8 dengan kapasitas 2x620 megawatt (MW) di Muara Enim, Sumsel. Konstruksi ditargetkan mulai triwulan III/2018. Untuk target financial closed dari pihak lender, yakni China Exim Bank ditargetkan Mei atau Juni tahun ini.
Sementara untuk amandemen power purchase agreement (PPA) telah ditandatangani bersama PT PLN (Persero). Proyek PLTU Sumsel 8 ini menelan investasi sebesar USD1,6 miliar. ”PLTU Sumsel 8 ditargetkan commercial on date pada 2021 untuk unit 1 dan pada 2022 untuk unit 2 dengan kebutuhan batu bara sebesar 4,2 juta ton,” kata dia.
Tak hanya itu, Bukit Asam juga mengembangkan PLTU Mulut Tambang Peranap dengan kapasitas 2x300 MW di Indragiri Hulu Riau. Target operasi PLTU ini dijadwalkan pada 2022. Bukit Asam juga akan mengembangkan PLTU Mulut Tambang Sumsel 6 dengan kapasitas 2x300 MW di Tanjung Enim. PLTU ini direncanakan mulai beroperasi pada 2022.
Selain itu Bukit Asam bersama Inalum juga akan mengembangkan PLTU Kuala Tanjung dengan kapasitas 2x350 MW dengan target operasi 2021. Emiten tambang ini juga akan mengembangkan PLTU Halmahera Timur dengan kapasitas 2x40 MW Bersama Antam. Rencananya PLTU ini akan beroperasi pada 2021.
"Kami juga akan mengembangkan PLTU Pomala, PLTU Sumatera, dan PLTS di Sumatera Utara. Proyek PLTS targetnya beroperasi 2022,” ujarnya.
Di sisi transportasi batu bara, PTBA bekerja sama dengan PT KAI akan mengembangkan proyek angkutan batu bara jalur kereta api baru terdiri dari rute Tanjung Enim-Simpang-Perajin dengan kapasitas 10 juta ton per tahun. Rute angkutan batu bara ini direncanakan beroperasi 2023.
”Selanjutnya, PTBA juga akan mengembangkan rute jalur batu bara dari Tanjung Enim-Srengsem dengan kapasitas 20 juta ton yang ditargetkan akan beroperasi pada 2023,” kata dia. (Nanang Wijayanto)
Editor: Rahmat Fiansyah