Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Profil Epy Kusnandar, Aktor Preman Pensiun yang Meninggal Dunia di Usia 61 Tahun
Advertisement . Scroll to see content

Profil Low Tuck Kwong, Raja Batu Bara Berharta Rp452 Triliun

Sabtu, 22 Maret 2025 - 06:44:00 WIB
Profil Low Tuck Kwong, Raja Batu Bara Berharta Rp452 Triliun
Profil Low Tuck Kwong, pria yang dikenal dengan julukan Raja Batu Bara dengan kekayaan mencapai Rp452,1 triliun. (Foto: Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Profil Low Tuck Kwong menarik untuk diulas. Pria yang dikenal dengan julukan Raja Batu Bara ini merupakan orang terkaya di Indonesia menurut Forbes.

Menurut laporan Forbes, kekayaan bersih Low Tuck Kwong mencapai 27,4 miliar dolar AS atau setara Rp452,1 triliun. Selain tambang batu bara, kekayaannya berasal dari sektor konstruksi, energi terbarukan, telekomunikasi, hospitality, dan kebun binatang. 

Profil Low Tuck Kwong

Low Tuck Kwong lahir pada 17 April 1958 di Singapura. Ayahnya bermigrasi dari Guangzhou, China ke Singapura saat dia berusia 3 tahun. Lalu, sang ayah merintis perusahaan konstruksi sipil bernama Sum Cheong.

Saat usianya menginjak 14 tahun, Low mulai membantu bisnis ayahnya. Hal itu dia lakukan setelah pulang sekolah. Pada akhirnya Sum Cheong menjadi perusahaa sukses di Singapura dan Malaysia.

Meski begitu, dia tidak berencana melanjukan perusahaan peninggalan sang ayah. Low ingin sukses dengan usahanya sendiri. Pada saat itu lah dia melihat Indonesia sebagai peluang besar untuk mengembangkan usahanya.

Melansir Forbes, Low Tuck Kwong mendapatkan proyek perdananya pada tahun 1973 atau tepat saat dia berusia 25 tahun. Proyek tersebut adalah melakukan pekerjaan dasar untuk pabrik es krim di Ancol, Jakarta Utara.

Low menyebut bahwa pihaknya merupakan kontraktor pertama yang menggunakan palu diesel untuk pemancangan demi mempercepat pekerjaan.

Dia mengaku mendapat terobosan besar saat menjalankan tugasnya dan merasa sangat beruntung bisa bertemu dengan Liem Sioe Liong, pendiri Grup Salim. Pasalnya, pertemuan tersebut membawa Low bekerja sama dengan Liem dan putra bungsunya, Anthoni Salim. 

Selain bermitra dengan Grup Salim, Low juga menggandeng anak perusahaan Pembangunan Jaya, Jaya Steel untuk mendirikan Jaya Sumpiles Indonesia. Awalnya kepemilikan saham berimbang 50:50, namun Low mengakusisi semua saham perusahaan tersebut. 

Pada 1987, Low memutuskan memasuki bisnis kontraktor batu bara, yang pada saat itu industrinya di Tanah Air sedang tumbuh. Jaya Sumpiles menggandeng beberapa penambang untuk melakukan pemindahan, penambangan, dan pengangkutan lapisan penutup. 

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut