RDP Berlangsung Panas, Ini Deretan Tudingan DPR ke Dirut dan PT Krakatau Steel
2. Dirut Krakatau Steel, Silmy Karim, dituding sebagai maling teriak maling.
"Yang beredar di tengah masyarakat kan kita sering mendengar bahwa Krakatau Steel ini salah satu trader, kan lucu. Itu yang tadi saya sampaikan kenapa saya bilang jangan sampai 'maling teriak maling'," ujar Bambang, Senin (14/2/2022).
Pernyataan Bambang terebut merupakan respon atas paparan Dirut Krakatau Steel, perihal berhentinya proyek Blast Furnace atau peleburan tanur tinggi hingga upaya penguatan industri baja dalam negeri. Peryataan itu pun berujung pada pengusiran Dirut Krakatau Steel dari ruang sidang.
Sebelum diusir, Silmy Karim sempat membeberkan alasan utama penghentian proyek Blast Furnace yang dikelola pihaknh. Perkaranya karena perusahaan mengalami kerugian berarti.
Kerugian terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara kapasitas fasilitas hulu (ironmaking and steelmaking) dan kapasitas fasilitas hilir (rolling), membuat perusahaan harus mengimpor bahan baku. Lalu, perusahaan memproduksi baja setengah jadi dengan harga yang tinggi dan berfluktuasi.
Persoalan lainnya, terkait dengan kenaikan harga hingga keterbatasan jumlah energi seperti listrik dan natural gas. Perkara ini mendorong KRAS untuk mengambil langkah efisiensi berupa mencari energi alternatif lain. Lalu, tidak efektifnya proyek Blast Furnace pun lantaran tidak adanya fasilitas basic oksigen furnace.
"Jadi kita ingin dalami, kita ingin investigasi kenapa blast furnace yang ada saat ini harus dihentikan, kalau alasan rugi apakah ruginya sedemikian? apakah lebih merugi mana, rugi dihentikan ataukah membuat baru? ini kan sesuatu yang unik," ungkap Bambang.
Editor: Jeanny Aipassa