Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp7.000, Termurah Dibanderol Rp1.220.500
Advertisement . Scroll to see content

Rebut Afghanistan, Taliban Kuasai Mineral Rp14.370 Triliun yang Sangat Dibutuhkan Dunia

Kamis, 19 Agustus 2021 - 06:40:00 WIB
Rebut Afghanistan, Taliban Kuasai Mineral Rp14.370 Triliun yang Sangat Dibutuhkan Dunia
Rebu Afghanistan, Taliban mengusai mineral yang sangat dibutuhkan dunia. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

Menurut Badan Energi Internasional (IEA), rata-rata mobil listrik membutuhkan mineral enam kali lebih banyak daripada mobil konvensional. Lithium, nikel, dan kobalt sangat penting untuk baterai listrik. Jaringan listrik juga membutuhkan tembaga dan aluminium dalam jumlah besar, sementara elemen tanah jarang digunakan dalam magnet yang dibutuhkan untuk membuat turbin angin bekerja.

Pemerintah AS dilaporkan telah memperkirakan cadangan lithium di Afghanistan dapat menyaingi yang ada di Bolivia, rumah bagi cadangan lithium terbesar yang diketahui di dunia.

"Jika Afghanistan dalam beberapa tahun tenang, memungkinkan pengembangan sumber daya mineralnya, dan bisa menjadi salah satu negara terkaya di kawasan tersebut dalam satu dekade," kata Mirzad dari Surveyor Geologi AS kepada majalah Science pada 2010. 

Namun meski telah ada beberapa ekstraksi emas, tembaga dan besi, eksploitasi lithium dan mineral tanah jarang membutuhkan investasi dan pengetahuan teknis yang jauh lebih besar, serta waktu. IEA memperkirakan dibutuhkan rata-rata 16 tahun dari penemuan cadangan mineral untuk memulai produksi.

Menurut Schoooner, ada kemungkinan Taliban menggunakan kekuatan barunya untuk mengembangkan sektor pertambangan Afghanistan.

Sementara mantan Direktur IMF untuk Timur Tengah dan Asia Tengah Mosin Khan mengatakan, investasi asing sulit didapat sebelum Taliban menggulingkan pemerintah sipil Afghanistan yang didukung Barat. Kini, menarik modal swasta akan menjadi lebih sulit karena banyak investor global berpegang pada standar lingkungan, sosial, dan tata kelola yang semakin tinggi.

"Siapa yang akan berinvestasi di Afghanistan ketika mereka tidak mau berinvestasi sebelumnya? Investor swasta tidak akan mengambil risiko," ujarnya.

Editor: Jujuk Ernawati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut