Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Rusia: Pernyataan Trump soal Uji Coba Nuklir AS Sangat Jelas, Tak Ambigu
Advertisement . Scroll to see content

Roman Abramovich, Anak Yatim Piatu Pernah Masuk Penjara Kini Taipan Berharta Rp103 Triliun

Senin, 14 Maret 2022 - 07:00:00 WIB
Roman Abramovich, Anak Yatim Piatu Pernah Masuk Penjara Kini Taipan Berharta Rp103 Triliun
Roman Abramovich, anak yatim piatu pernah masuk penjara kini taipan berharta Rp103 triliun. (Foto: Daily Mail)
Advertisement . Scroll to see content

MOSKOW, iNews.id - Roman Abramovich merupakan salah satu orang terkaya di Rusia. Namun sejumlah asetnya dibekukan di luar negeri karena kedekatannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan mendukung invasi Rusia ke Ukraina. 

Terlepas dari hal itu, Abramovich merupakan pengusaha yang merintis kesuksesannya dari bawah. Mengutip Celebrity Net Worth, Abramovich menjadi yatim piatu saat berusia 4 tahun. Ibunya meninggal dunia saar dia baru berumur 18 bulan dan ayahnya tewas dalam kecelakaan 2 tahun kemudian. 

Abramovic yang dibesarkan oleh paman dari pihak ayah dan kakek nenek dari pihak ibunya tak pernah mengira akan menjadi salah miliarder dunia. Dia kini tajir melintir dan memiliki banyak aset, di antaranya rumah mewah senilai 300 juta dolar AS dan kapal pesiar 800 juta dolar AS.

Abramovic yang lahir pada 24 Oktober 1966 di Saratov, Rusia ini sempat kuliah di Industrial Institute di Ukhta, Rusia tapi keluar sebelum menyelesaikannya. Dia juga pernah kuliah di kampus lain, namun keluar untuk kedua kalinya. 

Setelah itu, dia menghabiskan waktunya di Angkatan Darat Soviet. Saat di militer, dia menjual bensin curian kepada perwira yang ditugaskan untuk menghasilkan uang tambahan. Selesai di militer, dia mendapat pekerjaan sebagai pedagang komoditas untuk perusahaan perdagangan Swiss bernama Runicom. 

Tepat sebelum Uni Sovoet runtuh, Abramovich menggunakan tabungannya senilai 2.000 dolar AS untuk menyelundupkan barang-barang ilegal dan selundupan lainnya ke Rusia. Dia menjual mulai mainan plastik hingga suku cadang mobil. Bahkan, dia pernah menjual bebek karet impor langsung dari aparetemennya di Moskow. 

Pada 1988, iklim politik Rusia di bawah Mikhail Gorbachev memungkinkan Abramovich untuk melegitimasi bisnis penyelundupan pasar gelapnya. Dia mengambil uang yang dihasilkan dan mendirikan perusahaan yang memproduksi boneka, mainan, dan furnitur. 

Abramovich terus mendirikan dan melikuidasi setidaknya 20 perusahaan selama awal 1990-an, dalam industri yang luas dan beragam seperti peternakan babi hingga perekrutan pengawal. 

Namun pada 1992, dia ditangkap dan masuk penjara dengan tuduhan mencuri properti pemerintah. Beberapa minggu sebelumnya, Abramovich mencuri sebuah kereta yang berisi 55 tanker bahan bakar diesel senilai 3,8 juta rubel dari Kilang Minyak Ukhta. 

Abramovich mencuri kereta tersebut di Moskow dan mengirim ulang ke pangkalan militer di bawah perjanjian palsu. Kasus itu dibatalkan setelah pabrik produksi minyak diberi kompensasi atas kerugiannya.

Terobosan besar Roman datang pada pertengahan 90-an ketika dia berteman dengan seorang pengusaha Rusia yang kuat bernama Boris Berezovsky. Berezovsky memperkenalkannya ke lingkaran dalam Presiden Boris Yeltsin. Bersama-sama, keduanya menjadi pemegang saham pengendali di perusahaan minyak terbesar kelima Rusia, Sibneft. Abramovich dan Berezovsky masing-masing menghasilkan 100 juta dolar AS untuk membeli saham pengendali di perusahaan itu. 

Duo pengusaha ini dengan cepat meningkatkan produksi minyak Sibneft dan perusahaan itu mendapatkan keuntungan miliaran. Abramovich melanjutkan untuk memperoleh 70 persen saham Sibneft, 50 persen dari monopoli minyak aluminium Rusia Rusal, dan 36 persen dari Aeroflot, maskapai penerbangan nasional Rusia. 

Ketika Sibneft dibeli oleh perusahaan minyak saingan Rusia, Abramovich dilaporkan memperoleh uang tunai 10 miliar dolar AS untuk 70 persen sahamnya. 

Di Rusia, selain pengusaha, dia juga terjun di dunia politik. Abramovic adalah gubernur Chuktoka dari 2000 hingga 2008 dan selama masa jabatannya, diperkirakan dia menghabiskan uangnya sendiri lebih dari 250 juta dolar AS untuk proyek-proyek perbaikan di wilayah tersebut. Di bawah Abramovich, standar hidup masyarakat meningkat, sekolah dan perumahan dipulihkan, dan bisnis baru dibuka karena investor baru tertarik ke wilayah tersebut.

Pada Juni 2003, Abramovich membeli Chelsea Football Club di London Barat seharga 105 juta dolar AS. Dia pun berhasil menjadikan Chelsea menjadi terkenal secara global seperti Manchester United dan Real Madrid. Dalam 10 tahun terakhir, dia telah menghabiskan uangnya sebesar 800 juta dolar AS untuk mengembangkan Chelsea. 

Abramovich telah menikah tiga kali. Dia menikah dengan Olga Yurevna Lysova pada 1987 dan bercerai pada 1990. Kemudian dia menikah dengan seorang pramugari dari maskapai penerbangannya Aeroflot, Irina Vyacheslavovna Malandina pada 1991. Mereka memiliki lima anak bersama-sama Ilya, Arina, Sofia, Arkadiy dan Anna. Namun dia kembali bercerai pada 2007.

Setelah itu, dia menikah dengan Dasha Zhukova dan bercerai setelah memiliki dua anak, Aaron Alexander dan Leah Lou.

Ketajaman bisnis Roman Abramovich telah membantunya dengan baik. Berdasarkan data Forbes, dia merupakan orang terkaya dunia ke 142 pada tahun lalu, dengan kekayaan bersih 7,2 miliar dolar AS atau Rp103 triliun. 

Selain memiliki rumah mewah di London dan tiga kapal pesiar, dia juga memiliki portofolio real estat yang sangat berharga di seluruh dunia yang sering dikunjungi menggunakan jet pribadinya.

Dia juga telah menyumbangkan lebih banyak uang daripada orang Rusia lainnya yang masih hidup, dengan total lebih dari 2,5 miliar dolar AS. Kedermawanannya telah membantu membangun sekolah dan infrastruktur yang sebelumnya tidak mungkin terwujud.

Editor: Jujuk Ernawati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut