Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Sosok Prajogo Pangestu, Orang Terkaya di Indonesia yang Beli SPBU ExxonMobil di Singapura
Advertisement . Scroll to see content

Siapa Low Tuck Kwong? Orang Terkaya Indonesia Kalahkan Bos Djarum dan Prajogo Pangestu

Kamis, 03 April 2025 - 10:06:00 WIB
Siapa Low Tuck Kwong? Orang Terkaya Indonesia Kalahkan Bos Djarum dan Prajogo Pangestu
Low Tuck Kwong orang terkaya di Indonesia tahun 2025 versi Forbes (Foto: Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

Setelah itu dia mendapat terobosan besar saat menjalankan tugas dengan bertemu Liem Sioe Liong, pendiri Grup Salim. Pertemuan tersebut menjadi pintu masuk kerja sama dengan Liem dan putra bungsunya, Anthoni Salim. 

Selain bermitra dengan Grup Salim, Low juga menggandeng anak perusahaan Pembangunan Jaya, Jaya Steel, untuk mendirikan Jaya Sumpiles Indonesia. Awalnya kepemilikan saham berimbang 50:50, namun Low mengakusisi semua saham perusahaan tersebut. 

Bisnis Batu Bara

Bisnis batu bara baru dilakoninya pada 1987 yang pada saat itu sedang tumbuh di Indonesia. Jaya Sumpiles menggandeng beberapa penambang untuk melakukan pemindahan, penambangan, dan pengangkutan lapisan penutup. 

Setelah memiliki pengalaman yang cukup di industri batu bara serta kewarganegaraan Indonesia, pada November 1997 Low membeli konsesi pertamanya, yakni Gunungbayan Pratamacoal di Kalimantan Timur.

Produksi perdana dimulai pada 1998, bertepatan dengan krisis ekonomi di Asia. Pengiriman pertama batu bara justru mencatatkan kerugian 3 dolar AS per ton karena merosotnya harga komoditas tersebut.

Seiring berjalannya waktu, keputusannya melakukan bisnis tersebut tidak salah dan justru berkembang dan menguntungkan. Low kemudian mendapat konsesi dan saham mayoritas di Dermaga Perkasapratama, operator Terminal Batu Bara Balikpapan, salah satu yang terbesar di Indonesia, dengan kapasitas stockpile 1,5 juta ton atau 24 juta ton per tahun dan dapat diperpanjang.

Low pada 2004 memutuskan mengonsolidasikan asetnya dan mendirikan Bayan Resources. Nama perusahaannya diambil dari nama kabupaten setempat. Empat tahun setelahnya, Bayan mencatatkan saham atau listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Adapun dana hasil IPO digunakan untuk mengembangkan konsesi, termasuk di Tabang, yang kini terdiri atas 12 izin pertambangan seluas 34.715 hektare, hampir separuh luas Singapura.

Meski memiliki bisnis energi terbarukan, Low tetap fokus pada bisnis utamanya, tambang batu bara. Diketahui, Bayan telah membangun banyak infrastruktur di Kalimantan Timur untuk menggali dan mengangkut jutaan ton batu bara. 

Hibahkan Saham BYAN ke Anak

Pada 2024, Low Tuck Kwong menghibahkan 22 persen saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) ke putrinya, Elaine Low. 

Transaksi negosiasi Rp101 triliun atas saham BYAN dilatarbelakangi hubungan keluarga antara orang tua dengan anak. Low merupakan pemegang saham utama dan pengendali BYAN.  Dengan adanya pengalihan saham tersebut, maka jumlah kepemilikan saham Low Tuck Kwong di BYAN berubah dari 20.716.816.570 saham menjadi 13.383.482.870, atau dari 62,15 persen menjadi 40,15 persen.

Meski begitu, Low tetap menjadi pemegang saham utama dan pengendali Bayan karena Elaine akan menggunakan seluruh hak suaranya atas semua saham yang dimiliki sesuai keinginan ayahnya.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut