Singapura Ingin Jadi Pusat Blockchain di Bidang Keuangan
SINGAPURA, iNews.id - Direktur Pelaksana Otoritas Moneter Singapura (MAS) Ravi Menon mengatakan, Singapura ingin menjadi pusat aset digital, tetapi tidak untuk berspekulasi tentang mata uang kripto. Singapura ingin menjadi pusat blockchain di bidang keuangan.
"Jika pusat kripto adalah tentang bereksperimen dengan uang yang dapat diprogram, menerapkan aset digital untuk kasus penggunaan atau tokenisasi aset keuangan untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi risiko dalam transaksi keuangan, ya kami ingin menjadi hub crypto," kata Menon dalam pidato pembukaannya di Singapore Fintech Festival 2022, dikutip dari CNBC International, Jumat (4/11/2022).
Tokenisasi aset keuangan melibatkan konversi hak kepemilikannya menjadi token digital. Adapun DBS Bank sedang melakukan uji coba uang digital pertama di Singapura untuk voucher pemerintah, yang memungkinkan pedagang memprogram dan menjalankan sendiri distribusi dan penggunaan.
"Tetapi jika ini tentang perdagangan dan spekulasi dalam mata uang kripto, itu bukan jenis hub crypto yang kami inginkan," ujarnya.
Singapura memiliki ambisi untuk menjadi pusat kripto global, tetapi menindak industri setelah banyak investor ritel kehilangan uangnya untuk perdagangan kripto. Negara ini berulang kali memperingatkan perdagangan mata uang kripto sangat berisiko dan tidak cocok untuk masyarakat umum karena sifatnya yang fluktuatif dan spekulatif.
Dia bahkan melarang iklan kripto di area publik dan di media sosial pada Januari 2021. Menon juga mengusulkan langkah-langkah untuk melindungi investor ritel setelah runtuhnya Terra's Luna senilai 60 miliar dolar AS.
Namun, Singapura secara terbuka menunjukkan persetujuannya untuk teknologi blockchain dan telah memulai berbagai proyek. Itu termasuk Project Ubin, yang berhasil menyelesaikan eksperimennya menggunakan blockchain untuk kliring serta settlement of payments dan sekuritas.