Soroti Wacana Pembangunan PLTN di Indonesia, Partai Perindo: Alternatif Pemenuhan Kebutuhan Energi
"Belum lagi kebutuhan listrik untuk industri. Harga listrik di Indonesia juga dirasakan relatif masih lebih tinggi dibandingkan beberapa negara," ujar Nuning yang juga merupakan Bacaleg Partai Perindo DPR RI Dapil Jateng VI (Kabupaten Magelang, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Wonosobo, dan Magelang) ini.
Oleh karenanya, lanjut Nuning, pembangunan PLTN diyakini mampu menyediakan listrik dalam kapasitas besar dengan harga yang bisa jauh lebih murah. Beberapa negara telah membuktikan bahwa kunci keberhasilan pembangunan SDM adalah tersedianya listrik murah yang merata di seluruh wilayah.
Saat ini, sudah banyak kajian akademik dan riset ilmiah terkait peluang pembangunan PLTN. "Sudah saatnya masyarakat Indonesia memiliki pemahaman dan pengetahuan yang lengkap dan berimbang terkait pembangunan PLTN," tutur Nuning.
Selain itu, sejarah Indonesia mencatat sejak 1961 telah dibangun reaktor nuklir. Sejak itu sudah banyak ahli nuklir di Indonesia.
Beberapa universitas terkemuka di Indonesia juga menyelenggarakan program studi terkait nuklir.
Banyak pakar di dunia juga menilai kapasitas dan kompetensi SDM Indonesia sangat siap membangun PLTN. Terlebih lagi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) saat ini menjadi satu-satunya instansi pemerintah yang mengelola tiga reaktor nuklir yakni di Serpong, Bandung, dan Yogyakarta.
"Para periset nuklir di BRIN juga memiliki standar internasional sesuai peraturan IAEA," ungkap Nuning.
Editor: Jeanny Aipassa