Sri Lanka di Ambang Kehancuran Ekonomi akibat Inflasi dan Krisis Utang
COLOMBO, iNews.id - Tekanan inflasi dan jeratan utang luar negeri membuat Sri Lanka berada di ambang kehancuran ekonomi. Negeri yang berada di pesisir tenggara India itu saat ini menghadapi pemadaman listrik yang membuat warganya beranjak ke luar menuntut hak hidup mereka.
Dikutip dari Reuters, gelombang demonstrasi meningkat pesat di sejumlah wilayah. Berpusat ibu kota negara, Colombo, ribuan peserta unjuk rasa menyerukan Presiden Gotabaya Rajapaksa untuk mundur karena dinilai tidak becus menangani jeratan utang dan inflasi.
Menteri Keuangan Sri Lanka Ali Sabry mengatakan, negaranya membutuhkan bantuan keuangan eksternal untuk segera merestrukturisasi utang obligasi dan memulihkan pasokan bahan baku yang penting, seperti makanan, bahan bakar, hingga obat-obatan.
"Ini tugas yang sangat berat," ujar Sabry dikutip, Minggu (10/4/2022).
Sabry menambahkan, negara berpenduduk 20 juta orang itu akan melakukan negosiasi dengan Dana Moneter Internasional atau IMF pada bulan ini terkait potensi dana bantuan sebesar 3 miliar dolar AS atau setara Rp43 triliun.
"Seluruh upaya ini adalah agar tidak terjadi default (gagal bayar)," kata dia.