Studi: 186 Bank di AS Berisiko Bangkrut
NEW YORK, iNews.id - Sebuah studi memperkirakan akan ada banyak bank regional lain yang akan bangkrut setelah kegagalan tiga bank regional di Amerika Serikat (AS) sejak Maret 2023 dan satu bank terancam gagal.
Bloomberg sebelumnya melaporkan PacWest Bancorp yang berbasis di San Fransisco sedang mencari pembeli. Sementara pekan lalu, First Republic Bank menjadi bank ketiga yang bangkrut, dan menjadi kegagalan bank terbesar kedua dalam sejarah AS setelah Washington Mutual, yang kolaps pada 2008 di tengah krisis keuangan.
Mengutip USA Today, setelah kebangkrutan Silicon Valley Bank dan Signature Bank pada Maret lalu, sebuah studi tentang kerapuhan sistem perbankan AS menemukan bahwa sebanyak 186 bank lagi berisiko mengalami kegagalan. Bahkan jika hanya setengah dari deposan mereka yang tidak diasuransikan memutuskan menarik dananya.
Adapun simpanan yang tidak diasuransikan adalah simpanan nasabah yang lebih besar dari batas asuransi simpanan Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) sebesar 250.000 dolar AS.
Lalu apa penyebab bank regional AS bangkrut?
Bank regional bangkrut karena kenaikan suku bunga Federal Reserve (The Fed) yang agresif untuk meredam inflasi telah mengikis nilai aset bank, seperti obligasi pemerintah dan sekuritas yang didukung hipotek.
Sebagian besar obligasi membayar suku bunga tetap yang menjadi menarik saat suku bunga turun, menaikkan permintaan dan harga obligasi. Di sisi lain, jika suku bunga naik, investor tidak akan lagi memilih suku bunga tetap yang lebih rendah dari obligasi, sehingga menurunkan harganya.
Banyak bank meningkatkan kepemilikan obligasi mereka selama pandemi, ketika simpanan berlimpah tetapi permintaan dan imbal hasil pinjaman lemah. Bagi banyak bank, kerugian yang belum direalisasi ini akan tetap di atas kertas. Tetapi yang lain mungkin menghadapi kerugian nyata jika mereka harus menjual sekuritas untuk likuiditas atau alasan lain, menurut Federal Reserve Bank of St. Louis.
"Penurunan baru-baru ini dalam nilai aset bank sangat signifikan meningkatkan kerapuhan sistem perbankan AS untuk menjalankan deposan yang tidak diasuransikan," tulis sejumlah ekonom dalam makalah baru-baru ini, yang diterbitkan di Social Science Research Network.