Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kemenko Perekonomian Buka Suara soal Kabar Kesepakatan Dagang RI-AS Terancam Batal
Advertisement . Scroll to see content

Tarif Impor Komoditas Pangan Rendah, Petani Lokal Tambah Susah

Minggu, 16 Oktober 2022 - 22:21:00 WIB
Tarif Impor Komoditas Pangan Rendah, Petani Lokal Tambah Susah
Petani di Gresik bersemangat setalah pemerintah berencana membeli kedelai lokal Rp10.000 per kg. (Foto: Agus Ismanto)
Advertisement . Scroll to see content

"Itulah yang menghancurkan petani kecil kita, sehingga untuk komoditas tertentu yang tidak dilindungi ya hancur-hancuran lah, orang gandum 100 persen kita impor, bawang putih hampir 100 persen kita impor, kedelai 97 persen kita impor, lalu kemudian gula 70 persen kita impor," ungkap Dwi Andreas.

Padahal komoditas tersebut sebetulnya bisa ditanam di Indonesia, namun biaya ongkos produksi masih cukup tinggi, sehingga secara harga jual ke konsumen tidak bisa bersaing dengan produk impor.

"Misalnya bawang putih, ditanam itu bisa, tinggal produk bawang putih lokal mampu berkompetisi atau tidak.  Selama tidak ada kebijakan terkait dengan tarif impor, ya pasti gagal, gimana bisa bersaing dengan harga bawang putih impor yag murah," kata Dwi Andreas.

Dia menambahkan, secara tidak langsung kebijakan pemerintah untuk membuka pintu impor selebar-lebarnya membuat petani menjadi enggan untuk bertani, sebab barang impor harganya lebih murah di pasar karena ada keringanan pajak bagi importir.

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut