Tingkatkan Capital Inflow, Hary Tanoesoedibjo Usul BEI Terapkan SPAC Seperti Singapura

JAKARTA, iNews.id - Executive Chairman MNC Group, Hary Tanoesoedibjo, mengusulkan Bursa Efek Indonesia (BEI) menerapkan sistem Special Purpose Acquisition Company (SPAC) seperti Singapura, untuk meningkatkan arus modal masuk atau capital inflow di pasar modal Indonesia.

Hal itu, disampaikan Hary Tanoesoedibjo saat berdialog dengan Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi, dalam MNC Group Investor Forum 2022 - Macro Day, Kamis (17/3/2022).

Baca Juga

Investasi di KEK Mandalika Tembus Rp5,73 triliun hingga Kuartal IV-2025, ITDC Siapkan Fase Pengemban

Menurut dia, penerapan SPAC juga dapat membuat perusahaan baru yang listing atau IPO di bursa mendapat dukungan permodalan yang besar, bahkan bisa menembus Bursa Amerika Serikat (AS). 

Hary Tanoesoedibjo mencontohkan perusahaan Grab yang listing di Bursa Singapura melalui SPAC sehingga bisa meraih dana 4 miliar dolar AS dan kini sudah tercatat di Nasdaq.

SPAC merupakan perusahaan cangkang yang didirikan secara khusus yang memungkinkan perusahaan lain untuk menggalang dana melalui penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) di pasar modal.

"Jadi SPAC itu membuat modal cepat masuk, juga untuk perusahaan baru dan itu dipegang investor yang tentunya untuk jangka waktu tertentu," kata Hary Tanoesoedibjo dalam

Menanggapi usulan tersebut, Inarno menyampaikan, BEI telah mengkaji sistem SPAC dengan melibatkan akademisi terkemuka baik dari sisi hukum, produk dan perlindungan investor.

"Tapi kami secara agresif kita sudah mengkaji hal itu dan tentunya sekiranya memungkinkan nggak boleh terlambat oleh negara-negara tetangga kita Pak Hary Tanoe," kata Inarno.

Tak hanya itu, Hary Tanoesoedibjo mengapresiasi Inarno Djajadi atas pencapaiannya memimpin BEI, di mana saat ini jumlah investor telah mencapai 8,1 juta, yang diperkirakan bisa melebihi rekening di bank.

"Saya catat sehat pertumbuhannya karena dominasi investor lokalnya sudah kelihatan di atas 5 persen dan trennya naik terus sampai kita sudah berdiri di atas kekuatan ekonomi domestik, investor itu dan lain-lain," kata Hary Tanoesoedibjo.

Editor: Jeanny Aipassa