Begini Analisa Saham Mitratel yang Saat Ini Masih di Bawah Harga IPO
Yosua mencatat, Mitratel sebagai perusahaan menara telekomunikasi terbesar dengan jumlah 28.000 menara dan tenant sebanyak 42.016 penyewa yang sebagian besar atau 57 persen menara Perseroan tersebar di luar Pulau Jawa dengan tenancy ratio masih rendah 1,39 kali.
“Dengan besarnya perkembangan industri telekomunikasi yang didukung masifnya bisnis digital, pertumbuhan penyewaan menara di luar Jawa bakal tinggi ke depannya. Apalagi, adanya keinginan operator untuk memperluas jangkauan,” tulis Yosua dalam risetnya, Rabu (24/11/2021).
Yosua juga memandang Mitratael memiliki keunggulan kondisi keuangan yang sehat dengan DER 0,9 kali per semester I-2021 dan rasio net debt/EBITDA 2,3 kali.
EV/EBITDA Mitratel juga diperkirakan sebesar 15,8 kali dibandingkan dengan rata-rata EV/EBITDA global sekitar 23 kali tahun ini.
“Kondisi keuangan yang sehat tentu akan mendukung ekspansi perseroan. Langkah ekspansi tentu akan mudah dicapai setelah mendapatkan dukungan dana dari hasil IPO saham dengan target penggunaan sebagian dana untuk akuisisi 6.000 menara baru,” tuturnya.
Ke depan, Mitratel diproyeksikan bakal menawarkan pertumbuhan EBITDA yang pesat pada 2022, berkat akuisisi 4.798 menara milik Grup Telkom.
Editor: Aditya Pratama