Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : BI Pastikan Rencana Redenominasi Rupiah Sudah Matang, Masuk Prolegnas 2025-2029
Advertisement . Scroll to see content

Ekonom Bagikan Tips Ambil KPR di Tengah Kenaikan Suku Bunga

Sabtu, 24 Desember 2022 - 20:37:00 WIB
Ekonom Bagikan Tips Ambil KPR di Tengah Kenaikan Suku Bunga
Direktur CELIOS, Bhima Yudhistira membagikan tips untuk masyarakat yang ingin mengambil kredit pemilikan rumah (KPR) di era tingginya suku bunga saat ini. (Foto: Ilustrasi/Okezone)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Direktur CELIOS, Bhima Yudhistira membagikan tips untuk masyarakat yang ingin mengambil kredit pemilikan rumah (KPR) di era tingginya suku bunga saat ini. Pertama, calon konsumen KPR sebaiknya menurunkan ekspektasi.

Bhima menjelaskan, lebih baik memilih hunian dengan tipe lebih kecil sehingga cicilan bulanan dan bunga lebih ringan.

"Bagi yang sudah terlanjur KPR dengan bunga floating bisa take over ke bank lain yang menawarkan bunga lebih rendah dan cicilan lebih panjang," ujar Bhima kepada iNews.id, Sabtu (24/12/2022). 

Kemudian, Bhima juga menyarankan kepada calon konsumen KPR untuk menabung uang muka yang lebih besar untuk memperkecil total cicilan ditambah bunga. 

Menurutnya, tren kenaikan suku bunga ini juga berdampak pada keputusan konsumen dalam berbelanja tahun depan.

Seperti diketahui, rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 21-22 Desember 2022 memutuskan menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 5,50 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 4,75 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 6,25 persen. 

Keputusan kenaikan suku bunga ini sebagai langkah lanjutan untuk secara front loaded, pre-emptive, dan forward looking memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi sehingga inflasi inti tetap terjaga dalam kisaran 3,0±1 persen. 

Kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah terus diperkuat untuk mengendalikan inflasi barang impor (imported inflation) di samping untuk memitigasi dampak rambatan dari masih kuatnya dolar AS dan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.  

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut