Harga Bitcoin Sentuh 51.000 Dolar AS, Capai Level Tertinggi Lebih dari 2 Minggu

JAKARTA, iNews.id - Harga Bitcoin naik menyentuh sekitar 51.000 dolar AS pada Jumat (24/12/2021). Adapun angka ini menyentuh level tertinggi lebih dari dua minggu, didukung oleh sentimen positif yang lebih luas di pasar keuangan.

Dikutip dari Bloomberg, mata uang kripto terbesar ini telah naik sekitar 4 persen selama dua hari terakhir dan pada satu titik mencapai 51.524 dolar AS pada perdagangan Jumat di perdagangan Asia. Sementara itu, harga kripto terbesar kedua, Ethereum mendekati 4.100 dolar AS.

Baca Juga

Airlangga Temui Gubernur Aceh, Pastikan Hapus Angsuran Pokok Debitur KUR Terdampak Bencana

Adapun risiko telah meningkat di pasar global, hal ini dibuktikan dengan rekor penutupan tertinggi untuk S&P 500 pada hari Kamis lalu. Patut dinanti apakah surutnya likuiditas bank sentral akan membawa tantangan yang lebih besar untuk permintaan mata uang kripto.

Analis Strategi Investasi di Baird, Ross Mayfield menuturkan, dirinya melihat Bitcoin sebagai aset berisiko tinggi. "Ketika selera risiko naik, itu naik besar, dan ketika selera risiko turun, itu bisa turun besar. Ini tidak berkorelasi sempurna, itu pasti terlalu sederhana untuk dibaca, tapi itu jelas bukan lindung nilai volatilitas." ujar Mayfield.

Baca Juga

Natal 2021, KAI DAOP 1 Jakarta Berangkatkan 9.000 Penumpang 

Sebuah studi teknis menunjukkan bahwa Bitcoin telah melanggar batas atas dari apa yang disebut pola teknis panji, dan menskalakan rata-rata pergerakan 20 hari.

Hal ini menunjukkan kemungkinan adanya lebih banyak keuntungan ke depan, di mana sinyal teknis lainnya menunjuk harga Bitcoin ke 53.000 dolar AS hingga 55.000 dolar AS sebagai percobaan potensial dari kekuatan reli belakangan ini.

Baca Juga

Sejarah dan Perkembangan Mata Uang Kripto, Dimulai dengan Kemunculan Bitcoin

Saham terkait mata uang kripto di Asia seperti Woori Technology Investment Co, Remixpoint Inc, dan Ceres Inc mendapat penarik dari kinerja Bitcoin baru-baru ini.

Mata uang digital naik sekitar 76 persen pada tahun 2021. Kenaikan ini sekaligus menandakan keuntungan di tahun ketiga.

Baca Juga

Ini Alasan yang Bikin IMF Khawatir dengan Kripto

Editor: Aditya Pratama