Investasi Bodong Digemari, SWI: Masyarakat Gampang Tergiur Dapat Uang Tanpa Bekerja
JAKARTA, iNews.id - Investasi bodong marak beredar di tengah masyarakat meski kerap merugikan. Salah satu alasannya karena perilaku masyarakat yang mudah tergiur keuntungan besar dalam waktu singkat.
"Perilaku masyarakat Indonesia juga masih mudah tergiur dengan imbal hasil tinggi yang cepat, serta dapat uang tanpa bekerja. Bahkan ada yang menawarkan tidur digaji," kata Ketua Satgas Waspada Investasi (SWI), Tongam L Tobing, Jumat (26/2/2021).
Dia mencontohkan Vtube yang baru-baru ini diblokir oleh pemerintah. Aplikasi tersebut, kata Tongam, menawarkan gaji hanya dengan menonton video saja.
"Kalau kita lihat Vtube ini kegiatannya adalah memberikan penghasilan kepada para member-nya dengan menonton iklan di aplikasi dengan menonton 10 iklan per hari. Kemudian member akan mendapatkan VP (Vtube Poin) setara 1 dolar AS," katanya.
Selain perilaku tersebut, Tongam mengakui kondisi ekonomi saat ini yang tengah sulit membuat masyarakat melihat peluang mendapatkan uang tanpa mencerna risikonya. Bahkan, kata dia, ada yang berutang untuk menanamkan modal di investasi bodong dengan iming-iming keuntungan besar.
"Kalau dilihat dari pendapat ahli, investasi itu karena ada uang lebih, bukan pinjam. Jangan pinjam uang untuk risiko yang tinggi," ucapnya.
Menurut Tongam, semua ini terjadi karena rendahnya tingkat literasi keuangan di masyarakat. Banyak orang yang tidak tahu mana investasi yang layak dan rawan penipuan seperti ponzi. Berdasarkan catatan SWI, nilai kerugian masyarakat akibat investasi bodong dalam sepuluh tahun terakhir mencapai Rp115 triliun.
Editor: Rahmat Fiansyah