Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : IHSG Hari Ini Ditutup Melesat ke 8.406, SGRO-JAST Pimpin Top Gainers
Advertisement . Scroll to see content

Kalahkan Singapura, IHSG Bakal Perkasa hingga 2021

Minggu, 18 Oktober 2020 - 20:59:00 WIB
Kalahkan Singapura, IHSG Bakal Perkasa hingga 2021
Analis memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus membaik hingga 2021. (Foto: Sindonews)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Head Economist Tanam Duit Ferry Latuhihin mendukung pernyataan kondisi pasar modal Indonesia lebih baik dibandingkan Singapura, Filipina, hingga Thailand yang posisinya berada di bawah Indonesia. Dia memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus membaik hingga 2021.

Sebagai gambaran, indeks Singapura hingga saat ini masih -21,49 persen. Sementara untuk Filipina dan Thailand indeksnya masing-masing mengalami -24,53 persen dan 22,04 persen. 

Menurut Ferry market di Indonesia lebih kuat dari negara-negara tersebut tidak lain karena ekspektasi pasar yang menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia pasca-pandemi Covid-19 akan melesat lebih cepat daripada negara tetangga. Secara outlook juga stabil seperti yang dikatakan oleh lembaga-lembaga rating seperti Fitch dan S&P.

"Pertumbuhan ekonomi Singapura masih sangat volatile dibanding pertumbuhan ekonomi kita. Dan, Thailand selalu lebih rendah," ujar Ferry di Jakarta, Minggu (18/10/2020).

Dia menuturkan secara struktur ekonomi Indonesia didominasi UMKM sehingga ikut mendukung stabilitas dan rendahnya volatilitas pertumbuhan. Di tengah krisis ini sektor perbankan nasional juga relatif aman dan likuiditasnya didukung oleh pemerintah.

"Bahkan, pertumbuhan kredit sudah mulai positif lagi. Saya masih yakin indks masih berpotensi ke 5.750-6.000 akhir tahun ini dan ke 7.000 akhir 2021," katanya.

Menurutnya ada sentimen positif karena omnibus law ciptaker disambut positif oleh investor dan juga Bank Dunia dan IMF. Serta banjirnya likuiditas di perbankan kita. "Pertumbuhan ekonomi kita tahun depan bisa mencapai 6 persen dengan asumsi bahwa badai covid19 berakhir akhir tahun ini," ujarnya.

Head Economist BNI Sekuritas Damhuri Nasution juga mengatakan meski tahun ini sulit untuk menghindar dari resesi. Namun resesi jangan membuat putus asa, tapi sebaliknya dengan adanya resesi ini kita harus lebih giat berusaha agar tetap bisa bertahan dan secara gradual kita bangkit dari resesi ini. "Bagi mereka yang memiliki dana berlebih di tengah resesi, sebaiknya jangan disimpan semua dalam bentuk deposito. Karena saat krisis seperti ini selain imbal hasilnya kurang menarik karena bunga rendah, sebagian bank juga tidak berharap kebanjiran DPK karena sulit disalurkan dalam bentuk kredit. Jadi uang yang nganggur sebaiknya sebagian digunakan untuk investasi," ujar Damhuri mengingatkan.

Lebih lanjut dia menambahkan momen saat ini tepat berinvestasi di pasar modal karena harga-harga saham sedang murah. Sudah barang tentu ini akan mengalami kenaikan bila perekonomian sudah keluar dari resesi. Kalau mau berinvestasi di sektor ril, biasanya harga-harga aset dimasa resesi juga cenderung murah. "Jadi resesi sebetulnya memberikan kita kesempatan untuk berinvestasi dengan potensi imbal hasil yang sangat menarik setelah resesi berlalu," ujarnya.

Editor: Dani M Dahwilani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut