Laba Bersih IATA Melonjak Nyaris 345 Persen Jadi 44,95 Juta Dolar AS
Mendekati akhir 2022, IATA terus menggenjot output produksi batu bara. Hingga akhir September 2022, perseroan telah memproduksi lebih dari 3 juta MT, lebih tinggi 64,1 persen dari produksi tahun lalu yang hanya 1,8 juta MT. Perseroan menargetkan produksi sebanyak 10 juta MT tahun depan dan akan terus meningkat seiring bertambahnya cadangan terbukti hasil eksplorasi.
IATA optimisis cadangan batu bara untuk semua IUP setidaknya mencapai 600 juta MT. Hingga kuartal III 2022 perseroan telah menjual 2,9 juta MT batu bara. Prospek cerah IATA semakin dikuatkan dengan telah ditandatanganinya kontrak pembelian jangka panjang antara BCR dengan para trader batu bara.
Perseroan memperkirakan akan memperoleh tambahan pendapatan sebesar 108,42 juta dolar AS dari kontrak ini dan akan terus memperbanyak kontrak di masa depan, mencari peluang untuk akuisisi tambang baru, menakar prospek lain yang berkaitan dengan energi terbarukan, serta berevolusi guna meningkatkan sinergi dan efektifitas di semua lini.
HMETD IATA
Perseroan baru-baru ini telah memulai penawaran Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD atau rights issue) yang bernilai sebanyak-banyaknya Rp2.671.300.034.640, dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 14.840.555.748 Saham Seri B yang ditawarkan dengan Harga Pelaksanaan Rp 180 dengan rasio 10:13 (10 Saham yang dimiliki berhak untuk mendapatkan 13 HMETD).
Selain itu, Perseroan juga akan memberikan tambahan hak dengan menerbitkan sebanyakbanyaknya 2.968.111.149 Waran Seri I, di mana setiap 5 saham hasil pelaksanaan HMETD melekat 1 Waran Seri I dengan harga pelaksanaan Rp 210.