Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : China Bakal Tindak Keras Penambangan Bitcoin dan Aktivtas Perdagangan Kripto
Advertisement . Scroll to see content

Pascadilarang China, Volume Perdagangan Mata Uang Kripto Turun Lebih Dari 40 Persen per Juni 2021

Rabu, 14 Juli 2021 - 08:05:00 WIB
 Pascadilarang China, Volume Perdagangan Mata Uang Kripto Turun Lebih Dari 40 Persen per Juni 2021
Ilustrasi perdagangan mata uang kripto.
Advertisement . Scroll to see content

BEIJING, iNews.id - Volume perdagangan mata uang kripto di pasar terbesar termasuk Coinbase, Kraken, Binance, dan Bitstamp, turun lebih dari 40 persen per Juni 2021. Hal itu diyakini menjadi imbas dari tindakan tegas Pemerintah China terhadap perdagangan uang kripto yang telah dilarang di negara itu. 

Pada Selasa (13/7/2021), CryptoCompare, penyedia data pasar kripto, melaporkan bahwa volume perdagagan harian uang kripto maksimum mencapai 138,2 miliar dolar AS pada Juni 2021, turun 42,3 persen dari Mei 2021. Harga bitcoin juga merosot hingga mencapai titik terendah bulanan, yakni 28.908 dolar AS pada Juni 2021. 

Laporan itu menyebut larangan Pemerintah China sebagai katalis utama yang menyebabkan penurunan volume perdagangan dan harga mata uang kripto dunia, seperti Bitcoin dan Dogecoin. 
 
"Mata uang kripto berada dalam kemerosotan dan memasuki periode koreksi dua bulan setelah serangkaian cerita negatif dan larangan dari beberapa negara, terutama China," sebut laporan CryptoCompare, seperti dikutip Reuters. 

Disebutkan, kebijakann terbaru Pemerintah China yang selama bertahun-tahun berupaya menindak industri mata uang kripto, memiliki dampak yang lebih besar daripada sebelumnya. 

“Tindakan keras China telah menyebabkan banyak ketakutan, yang muncul di pasar. Ekosistem aset digital mendapat pukulan di wajah, namun tak bisa lari meninggalkan pertempuran. Biasanya ketika Anda memiliki aksi jual besar, peserta cukup takut dan menarik kembali chip mereka,” kata Teddy Vallee, kepala investasi di Pervalle Global. 

Saat ini, lanjutnya, masih belum terlihat arus balik yang besar dari pertukaran, tingkat pendanaan masih negatif, jumlah dompet baru lebih rendah.

Meski demikian, investor dan pakar dalam ekosistem mata uang kripto masih melihat tren positif jangka panjang untuk bitcoin dan mata uang kripto lainnya. 

Seperti diketahui, pada akhir Juni 2021, China memerintahkan penghentian perdagangan mata uang kripto, dan bersiap meluncurkan mata uang digitalnya sendiri. Kebijakan itu menutup operasi penambangan di berbagai provinsi yang telah menampung 50 persen hingga 60 persen dari semua kekuatan penambangan bitcoin.

Gabor Gurbacs, direktur strategi aset digital di VanEck, mencatat bahwa ketika penambang meninggalkan China, mereka tidak banyak bertransaksi dengan bitcoin yang telah mereka tambang.

Dia juga juga menilai bahwa musim panas dapat menjadi waktu dengan volume perdagangan mata uang kripto yang lebih rendah, bahkan dalam ekuitas. Hal itu membuat investor akan sulit menarik diri, termasuk investor pemula yang baru berinvestasi di mata uang kripto terutama bitcoin yang mengalami kenaikan 60.000 dolar AS pada kuartal I-2021. 

"Investor mungkin masih akan merasakan sakit akibat kerugian yang besar, setelah pasar mata uang kripto kehilangan begitu banyak nilainya dalam dua bulan terakhir," ujar Gurbacs.

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut