Rupiah Hari Ini Ditutup Kembali Melemah, Sentuh Rp15.455 per Dolar AS
Data ini memperkuat gagasan bahwa peningkatan inflasi akan memberi BOJ lebih banyak ruang untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut tahun ini. Pembacaan CPI juga membantu pasar mengabaikan hasil produksi industri dan penjualan ritel yang mengecewakan.
Dari sentimen domestik, pemerintah akan memperhatikan faktor-faktor pendorong pertumbuhan ekonomi agar target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen dapat tercapai pada triwulan ketiga 2024. Konsumsi, investasi, ekspor, impor akan terus diperhatikan, guna untuk menjaga agar pertumbuhan ekonomi bisa tetap terjaga pada tingkat 5,1 persen. Selain itu perpolitikan dalam negeripun semakin stabil paska Pilpres 2024.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan kedua 2024 tumbuh sebesar 5,05 persen (year on year/yoy) ditopang kuatnya permintaan domestik dan meningkatnya kinerja ekspor. Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga sebagai kontributor utama tumbuh sebesar 4,93 persen (yoy) didorong periode libur hari besar keagamaan dan libur sekolah yang lebih panjang.
Selain itu, daya beli masyarakat juga masih terjaga seiring dengan terkendalinya inflasi, kenaikan gaji ASN, pemberian gaji ke-13 dengan tunjangan kinerja 100 persen, serta penciptaan lapangan kerja baru yang lebih besar di awal tahun 2024 sebesar 3,55 juta.
Sementara, konsumsi pemerintah tumbuh positif sebesar 1,42 persen terutama didukung oleh penyerapan belanja modal dan belanja barang yang cukup tinggi, masing-masing sebesar 39,5 persen dan 6,1 persen.
Berdasarkan data di atas, mata uang rupiah untuk perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup melemah di rentang Rp15.440-Rp15.520 per dolar AS.
Editor: Aditya Pratama