Rupiah Hari Ini Ditutup Menguat Tipis ke Level Rp15.455 per Dolar AS
Data impor yang lemah muncul setelah serangkaian pembacaan yang lemah pada ekonomi China selama seminggu terakhir, yang menimbulkan kekhawatiran atas melambatnya pertumbuhan di negara pengimpor komoditas terbesar di dunia.
Data tersebut, ditambah dengan pergerakan risk-off yang lebih luas di pasar global, menyebabkan komoditas mengalami penurunan tajam selama seminggu terakhir.
Dari sentimen domestik, penjualan eceran di Tanah Air yang kembali menggeliat di tengah masih kuatnya fenomena vibecession, memberi harapan akan daya tahan perekonomian domestik ketika gelombang pemutusan hubungan kerja makin membesar.
Hasil survei penjualan eceran yang dilansir oleh Bank Indonesia yang dilansir Selasa hari ini melaporkan, Indeks Penjualan Riil pada Agustus diperkirakan mencetak pertumbuhan positif di angka 5,8 persen year-on-year, laju pertumbuhan tertinggi dalam empat bulan terakhir.
Angka itu juga naik dibanding Juli sebesar 4,5 persen yoy, sebesar 219,5. Secara bulanan, penjualan ritel juga tumbuh positif sebesar 1,8 persen month-on-month, setelah bulan sebelumnya terkontraksi cukup dalam hingga 7,2 persen mom.
Capaian penjualan ritel bulan lalu yang lebih baik itu terutama didukung momentum perayaan HUT Kemerdekaan RI yang lazim memicu masyarakat berbelanja lebih banyak, terutama di kelompok barang budaya dan rekreasi yang tumbuh 2,8 persen yoy. Begitu juga penjualan di kelompok makanan dan minuman yang tumbuh 1,5 persen mom.
Berdasarkan data di atas, mata uang rupiah untuk perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup menguat di rentang Rp15.400-Rp15.500 per dolar AS.
Editor: Aditya Pratama