30.505 Investor Manfaatkan Izin Usaha Online Single Submission
JAKARTA, iNews.id - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat sebanyak 30.505 pelaku usaha atau investor yang telah memanfaatkan sistem perizinan berusaha terintegrasi atau Online Single Submission (OSS) sejak diluncurkan pada 9 Juli 2018.
"Selama 9 Juli hingga 8 Agustus 2018 pukul 19.30 WIB, jumlah total registrasi 30.505 register. Jadi, per hari 1.326 yang registrasi OSS," kata Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono dalam konfrensi persnya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (9/8/2018).
Bila dirinci dari jumlah sebanyak 30.505 register, yang sudah mendapatkan Nomor Induk Berusaha (NIB) selama sebulan ini mencapai 2.290 dengan rata-rata per harinya 534 pelaku usaha.
"Dari NIB tadi, yang mendapat izin usaha itu kira-kira angkanya sebulan ini 7.004 atau per harinya 304. Jadi, sebenarnya rata-rata pelayanan OSS ini cukup tinggi. Kalau kita lihat ukuran layanan data statistik kita," lanjut dia.
Kemudian, jika dilihat profil pelaku usaha yang telah mengimplementasikan OSS untuk non-perseorangan, termasuk korporasi, koperasi dan firma sebanyak 73 persen atau 5.267 perusahaan. Selanjutnya untuk perseorangan berkisar 25 persen atau 1.827 perusahaan.
Sementara sisanya, atau sebanyak 2 persen merupakan perwakilan asing di Indonesia yang melakukan perizinan berusaha. Dilihat dari skala usaha, pendaftaran OSS didominasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebesar 67 persen dan non-UMKM 33 persen. "Asal investornya 71 persen Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan 29 persen Penanaman Modal Asing (PMA)," katanya.
Dari segi sektor usaha, ada tiga yang mengurus perizinan berusaha terbesar, yakni perdagangan, perindustrian, dan pertanian. "Dari 20 sektor tadi yang sudah pernah diterbitkan izin usahanya, ada tiga sektor terbesar yang mendapatkan izin usaha yaitu perdagangan, kemudian sektor perindustrian, dan ketiga adalah pertanian yang kita terbitkan izin usahanya," ujarnya.
Di samping itu, izin komersial atau operasional yang ada di Kementerian dan Lembaga (K/L) atau sektor yang paling banyak berasal dari Badan Pengasawan Obat dan Makanan (BPOM) yakni, pertanian, dan perdagangan.
Editor: Ranto Rajagukguk