Airlangga Sebut Dampak Evergrande Akan Lebih Terasa Tahun Depan
JAKARTA, iNews.id - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, dampak krisis properti Evergrande di China akan lebih terasa pada tahun depan. Karena itu, Indonesia perlu waspada.
"Krisis properti di China, Evergrande, yang efeknya akan lebih terasa di 2022," kata dia saat menggantikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berhalangan hadir untuk menutup perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) 2021, Kamis (30/12/2021).
Hal lain yang perlu diwaspadai, yakni kenaikan harga energi, disrupsi ratai pasok global hingga potensi tapering off dari The Fed.
"Kita melihat ada potensi tapering off dari The Fed," ujarnya.
Kendati demikian, melihat capaian dan pengendalian Covid-19 yang baik pada tahun ini, dia optimistis ekonomi dan pasar modal Indonesia pada tahun depan semakin membaik.
"Pemerintah optimis di tahun 2022, Insya Allah pertumbuhan ekonomi bisa didorong ke 5,2 persen. Sekali lagi selamat kepada stakeholder pasar modal yang di dalam pandemi Covid-19 ini kita rebound-nya relatif cepat," tutur Airlangga.
Dia pun mengapreasiasi kinerja padar modal tahun ini. Jika dibandingkan dengan awal pandemi Covid-19, pasar modal Indonesia sudah mulai menunjukkan perbaikan pada tahun ini. Bahkan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat mencetak rekor pada November 2021 lalu di level 6.723.
Selain itu, return BEI juga meningkat. Begitu juga dengan bertambahnya jumlah investor pasar modal dan jumlah perusahaan yang tercatat di BEI.
"Tentunya return dari Bursa Efek Indonesia year to date-nya 10 persen. Nah kinerja ini tentu perdagangan pasar terjadi peningkatan 7,38 juta daripada investor di mana masuknya investor ritel dan tentu ini kinerja IPO," tuturnya.
Dia menuturkan, pemerintah juga telah menetapkan pajak penghasilan (PPh) Badan 22 persen pada tahun ini, dan PPh perusahaan terbuka 19 persen. Hal ini, menurut dia, akan menarik minat perusahaan untuk IPO.
Editor: Jujuk Ernawati