AS Perpanjang GSP Indonesia, Teten Minta UMKM Dongkrak Ekspor
JAKARTA, iNews.id - Amerika Serikat (AS) memperpanjang fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) Indonesia. Tarif khusus yang diberikan itu bisa dimanfaatkan pelaku usaha, termasuk UMKM untuk mendongkrak ekspor.
“GSP ini fasilitas yang diberikan secara unilateral oleh pemerintah AS kepada negara berkembang sejak tahun 1974 yang harus dimanfaatkan dengan baik sebagai peluang oleh UMKM di Indonesia,” kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Senin (2/11/2020)
Perpanjangan GSP tersebut diputuskan pada Sabtu (30/10/2020). Keputusan ini diambil setelah pemerintah AS melakukan kajian terhadap fasilitas GSP untuk Indonesia selama kurang lebih 2,5 tahun terakhir.
Terdapat 3.572 pos tarif yang mendapatkan pembebasan tarif melalui skema GSP. GSP tersebut mencakup produk-produk manufaktur hingga industri primer. Indonesia saat ini menjadi negara pengekspor terbesar ke-2 di AS setelah Thailand lewat skema GSP.
Teten menilai fasilitas tersebut harus dimanfaatkan karena saat ini harga komoditas dari China menjadi tidak kompetitif di pasar AS karena adanya penerapan tarif impor dari AS, sehingga volume ekspor barang China ke AS berkurang.
Apalagi, kata Teten, AS memiliki potensi pasar yang besar sebagai salah satu ekonomi terbesar di dunia dengan daya beli tinggi masyarakat AS yang tinggi dengan PDB per kapita 53.240 dolar AS.
Kemenkop UKM, kata Teten, siap memberikan dukungan mulai dari sertifikasi produk oleh FDA dan Kementerian Pertanian AS, pendampingan, hingga insentif agar UMKM bisa masuk pasar AS. Banyak produk UMKM yang potensial di antaranya produk kayu, perhiasan, mainan anak, wig dan bulu mata, furniture, alas kaki, serta hortikultura, kopi, teh, cokelat, rempah, dan sayur-sayuran organik.
Teten juga mendorong kepada perusahaan besar bermitra dengan UMKM yang produk buatannya masuk GSP. Dengan begitu, hal ini bisa menjadi peluang masuknya investor AS untuk bermitra dengan UMKM.
Ke depan, Teten ingin jenis produk yang memperoleh GSP bertambah, terutama produk yang bisa dibuat UMKM. Dia juga akan mengintegrasikan sistem dengan BUMN yang bergerak di bidang UMKM.
“Kami akan mengoptimalkan kerja sama LLP-KUKM dan Sarinah sebagai Trading House untuk produk UKM dan memiliki warehouse di AS sebagai Home based untuk memasarkan produk UKM yang terpadu dengan sistem pendanaan dan sistem transaksi online,” katanya.
Editor: Rahmat Fiansyah