AS Resesi, PDB Kuartal II 2022 Kontraksi 0,9 Persen
NEW YORK, iNews.id - Ekonomi Amerika Serikat (AS) pada kuartal II 2022 mengalami kontraksi. Ini menandai penurunan kuartalan kedua secara berturut-turut.
Mengutip CNBC International, Biro Statistik dan Tenaga Kerja AS melaporkan, pada kuartal II tahun ini, Produk Domestik Bruto (PDB) AS minus 0,9 persen secara tahunan (year on year/yoy). Sementara pada kuartal I, kontraksi ekonomi AS lebih buruk dari perkiraan, yakni mencapai 1,6 persen.
Biro Riset Ekonomi Nasional AS mendefinisikan resesi sebagai penurunan signifikan dalam aktivitas ekonomi, yang menyangkut aktivitas seluruh perekonomian selama lebih dari beberapa bulan. Namun kontraksi ekonomi selama dua kuartalan berturut-turut memenuhi definisi standar resesi yang telah lama dianut.
Kontraksi PDB tersebut berasal dari berbagai faktor, termasuk penurunan persediaan, investasi perumahan dan nonperumahan, serta pengeluaran pemerintah di tingkat federal, negara bagian dan lokal.
Pengeluaran konsumen, yang diukur melalui pengeluaran konsumsi pribadi, meningkat hanya 1 persen untuk periode tersebut seiring dengan percepatan inflasi. Pengeluaran untuk jasa meningkat selama periode tersebut sebesar 4,1 persen, namun diimbangi oleh penurunan barang tidak tahan lama sebesar 5,5 persen dan barang tahan lama sebesar 2,6 persen.
Persediaan, yang membantu meningkatkan PDB pada 2021, menjadi penghambat pertumbuhan pada kuartal II tahun ini.
Inflasi menjadi akar dari banyak masalah ekonomi. Indeks harga untuk pembelian domestik bruto melonjak 8,2 persen pada kuartal tersebut, jauh lebih tinggi dari perkiraan 7,5 persen.
"Satu-satunya hal yang menggembirakan adalah bahwa inventaris memainkan peran yang begitu besar. Mereka tidak akan memainkan peran yang sama di kuartal mendatang. Mudah-mudahan, konsumen terus berbelanja dan bisnis terus berinvestasi dan jika mereka melakukannya, kita akan menghindari resesi," kata Mark Zandi, kepala ekonom di Moody's Analytics.
Editor: Jujuk Ernawati