Belajar dari India, Pemerintah Waspadai Lonjakan Kasus dan Varian Baru Covid-19
Aktivitas konsumsi masyarakat juga meningkat pada area makanan, minuman, transportasi, pakaian, rekreasi, dan kebutuhan pakaian, dan rumah tangga. "Khusus untuk rekreasi, tentu bisa dilakukan selama memenuhi protokol kesehatan ketat," ujar Menkeu.
Menurut Sri Mulyani, pemerintah memperkirakan konsumsi masyarakat akan menguat pada kuartal II 2021 dan ini menjadi basis keyakinan pemulihan ekonomi yang semakin positif, seperti terlihat dari indeks penjualan ritel yang meningkat, meskipun ada larangan mudik.
"Untuk itu, pemerintah fokus pada upaya untuk mengendalikan Covid-19, antara lain vaksinasi terus jalan, dan protokol kesehatan terus ditingkatkan saat ramadan dan idul fitri. Inilah yang menjadi titik fokus bagi titik balik ekonomi kita, agar mampu mengendalikan pertambahan kasus (Covid-19, Red)," ujar Sri Mulyani.
Dia menambahkan, untuk Indonesia kasus Covid-19 sudah di bawah 5.000 kasus per hari dan harus terus dipertahankan karena akan sangat menentukan bagi momentum pemulihan ekonomi.
Selain itu, vaksinasi Covid-19 yang terus berjalan, juga menjadi indikator ekonomi Indonesia terus menunjukan perbaikan dan pemulihan ekonomi berjalan dengan kondisi yang positif.
"Kinerja perekonomian kita akan berjalan bila Covid-19 terkendalikan. Dibandingkan dengan kondisi seluruh dunia, kita dalam posisi yang relatif cukup baik, tapi tentunya dengan perkembangan terakhir di India, kita harus waspada," ujar Sri Mulyani.
Pernyataan Sri Mulyani sekaligus menegaskan pertimbangan yang mendasari keputusan pemerintah mengeluarkan larangan mudik Lebaran. Pasalnya, India mengalami gelombang tsunami Covid-19, setelah libur panjang Hari Raya Nyepi atau Tahun Baru Isaka pada akhir Maret dan Libur Paskah pada awal April 2021.
Editor: Jeanny Aipassa