BPS Gunakan Metodologi Baru untuk Data Beras Bulog
Peta ini nantinya berguna untuk membantu BPS dan Bulog dalam mempelajari data produksi beras secara bertahap, di mana tiap bulannya akan diambil sekitar 192.000 titik pengamatan. Sebab rencananya data ini akan dirilis tidak terlalu sering seperti dalam 6 bulan atau 1 tahun sekali (per sub-round).
"Di sana kaoordinatnya dimatikan, petugas harus datang ke sana bawa handphone-nya harus memotret apakah sawah tersebut sedang panen apakah sedang puso (tidak mengeluarkan hasil), vegetatif 1, dan seterusnya," tuturnya.
Sementara itu, pendataan baru sebatas komoditas pangan seperti beras saja karena merupakan makanan pokok Indonesia. Namun, untuk tahun depan, rencananya ia akan merambah untuk melakukan uji coba pendataan pada komoditas jagung
"Jadi untuk sementara beras dulu kuta konsentrasi, karena itu yang paling penting. Kedelai belum karena produksi kedelai kita belum terlalu besar ya," ucapnya.
Pada hari ini, BPS dan Bulog menandatangani nota kesepahaman mengenai data dan informasi bahan pangan. Diharapkan nota kesepahaman ini membuat independensi BPS tetap terjaga sehingga data dan informasi dapat digunakan oleh pengambil keputusan di pemerintahan maupun oleh Perum Bulog dalam melakukan analisis, perencanaan, dan pelaksanaan sesuai dengan kondisi nyata di lapangan.
Editor: Ranto Rajagukguk