Dampak Global, Pertumbuhan Ekonomi Malaysia Direvisi Turun ke 5 Persen
Nor Shamsiah mengatakan, salah satu titik terang untuk pertumbuhan kuartal kedua adalah investasi swasta yang lebih tinggi sebesar 6,1 persen di tengah optimalisasi utilitasi yang berkelanjutan. Konsumsi swasta juga tumbuh kuat sebesar 8 persen, didukung oleh terkereknya pendapatan yang berkelanjutan dan sentimen yang lebih baik. Sebaliknya, investasi sektor publik mengalami kontraksi hingga 9,8 persen, sementara investasi publik tumbuh hanya 3,1 persen.
Nor Shamsiah, yang melihat eskalasi ketegangan perdagangan dan volatilitas pasar keuangan sebagai dua risiko utama untuk ekonomi. Jika perselisihan perdagangan global meningkat dan memengaruhi lebih banyak produk dan negara, maka ekonomi global terguncang dan Malaysia pun akan terpengaruh.
Namun, karena ekonomi Malaysia terdiversifikasi, ia yakin kegiatan domestik yang berkelanjutan akan memberikan beberapa bantalan bagi negara. Mengomentari dampak krisis Lira Turki baru-baru ini, dia mengatakan bahwa dampaknya ke Malaysia kecil dan tidak menjadi perhatian utama. "Kami mengubah perkiraan pertumbuhan untuk 2018 dari 5,5 persen menjadi 5 persen. Kami bertahan dengan perkiraan pertumbuhan 5 persen untuk 2019 untuk saat ini, tetapi ada risiko," katanya.
Pertumbuhan ekonomi Malaysia yang melambat di kuartal dua juga berasal dari transisi politik setelah pemilihan Mei. Riset ANZ juga mengatakan, dalam perkiraan PDB setahun penuh sebesar 5,4 persen sekarang tidak mungkin dipenuhi karena pertumbuhan kuartal kedua secara signifikan di bawah ekspektasinya.
"Prospek perdagangan merupakan risiko utama. Ada kerugian dalam momentum dalam ekspor selama beberapa bulan terakhir, karena ketegangan dari ketegangan perdagangan global menjadi jelas. Ada risiko penurunan yang jelas untuk ramalan pertumbuhan PDB setahun penuh kami," katanya.
Editor: Ranto Rajagukguk