Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : DPR: Rencana Redenominasi Rupiah Perlu Stabilitas Pertumbuhan Ekonomi
Advertisement . Scroll to see content

Diyakini Menguat, Menko Airlangga: Ini 3 Kunci Pertumbuhan Ekonomi 2021 

Kamis, 21 Januari 2021 - 12:26:00 WIB
Diyakini Menguat, Menko Airlangga: Ini 3 Kunci Pertumbuhan Ekonomi 2021 
Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. (Foto: Humas Kemenko Perekonomian)
Advertisement . Scroll to see content

Selain itu, Rupiah mencatat penguatan tertinggi (sebesar 13,8 persen sejak 31 Maret 2020) dibandingkan negara peers. Kinerja IHSG pun sudah kembali rebound dari posisi terburuknya pada Maret 2020, bahkan saat ini sudah lebih dari posisi awal Januari 2020, sebelum pandemic Covid-19 melanda Indonesia, di mana pada penutupan bursa 18 Januari 2020 tercatat sebesar 6.390.

Pada triwulan IV 2020 lalu, ekonomi Indonesia diproyeksikan mengalami perbaikan dan akan berlanjut hingga pada 2021 ini hingga tumbuh di kisaran 4,50-5,5 persen. Prompt indikator menunjukkan kinerja industri dan kegiatan dunia usaha juga akan semakin baik di triwulan I 2021. “Meskipun saat ini masih ada pembatasan sosial, namun akan kita dorong dalam waktu setahun ini,” ujar Menko Airlangga.

Pada Desember 2020 lalu, Bank Dunia merekomendasikan 4 hal untuk mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia, yakni: (1) Memprioritaskan kesehatan publik; (2) Monitoring dan melanjutkan bantuan kepada rumah tangga dan korporasi, terutama masyarakat 40 persen terbawah; (3) Reformasi fiskal; dan (4) Reformasi struktural.

Menko Airlangga  menuturkan soal faktor kunci yang dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional di 2021. 

Pertama, menjaga konsumsi rumah tangga untuk mendorong daya beli masyarakat, sebab hal ini menyumbang 57 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Untuk kelas menengah atas dapat didorong kepercayaannya kembali kepada kondisi perekonomian nasional, sehingga mereka mau membelanjakan uangnya lagi. 

Adapun, untuk kelas menengah bawah dapat dijaga daya belinya dengan menggencarkan program bantuan sosial, perlindungan sosial, maupun penguatan UMKM (misalnya, melalui KUR).

Kedua, percepatan reformasi (baik fiskal maupun struktural), antara lain melalui UU Cipta Kerja, reformasi anggaran, dan pembentukan Lembaga Pengelola Investasi (LPI). Penyusunan Daftar Prioritas Investasi (DPI) atau positive list juga diharapkan akan membantu penambahan investasi ke dalam negeri.

Ketiga, vaksin akan dapat menjadi game changer untuk memulihkan kondisi perekonomian nasional. Jumlah penduduk yang harus divaksinasi, berdasarkan skenario herd immunity mencapai sekira 181,5 juta (70 persen dari total penduduk Indonesia). Sasaran vaksinasi  mencakup penduduk usia di atas 18 tahun dan komorbid (yang terkontrol).

Sebanyak 1,2 juta vaksin (vial) telah selesai dikirimkan ke setiap provinsi di Indonesia pada kurun waktu 3-15 Januari 2021. Selanjutnya, Dinas Kesehatan Provinsi akan mendistribusikan ke masing-masing kabupaten/kota untuk dilakukan proses vaksinasi.

“Untuk tahap pertama periode vaksinasi, dari Januari-April 2021, ditargetkan untuk tenaga kesehatan di 34 provinsi yang berjumlah sekitar 1,3 juta, kemudian petugas publik 17,4 juta, dan lansia 21,5 juta,” ucap Menko Airlangga.

Namun, untuk lansia (60 tahun ke atas) akan divaksinasi setelah mendapatkan data hasil uji klinis tahap 3 tentang keamanan vaksin bagi mereka. Kemudian, untuk tahap kedua (April 2021-Maret 2022) akan dilakukan vaksinasi terhadap masyarakat rentan yaitu mereka yang tinggal di daerah zona merah yang diperkirakan sebanyak 63,9 juta orang, dan disusul masyarakat lainnya sejumlah 77,4 juta orang, dengan pendekatan klaster sesuai ketersediaan vaksin.

Editor: Rahmat Fiansyah

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut