Selain itu, terdapat kolam retensi Wanggu yang sedang dibangun untuk menangani banjir di kota yang terkenal dengan kacang mete tersebut. Kolam retensi Wanggu yang memiliki luas 9 hektar ini akan menampung air sebanyak 450.000 m3, yang rencananya akan selesai dibangun pada Oktober 2020. Pada kolam retensi ini juga akan dibangun ruang terbuka hijau yang nantinya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.
“Ke depannya akan dibangun juga satu kolam retensi yang lebih besar di bagian hulu DAS Wanggu yang luasnya kurang lebih 40 hektare. Saat ini sedang dalam tahap desain, juga koordinasi dengan Pemerintah Daerah terkait pembebasan lahannya. Apabila dua kolam retensi dan tanggul sudah terbangun, kira-kira 80 persen banjir periode ulang Q25 bisa tereduksi,” ujar Arbor Reseda.
“Namun, masih ada beberapa drainase utama yang masuk ke Sungai Wanggu belum diperbaiki secara ideal, pun sungai-sungai kecil lainnya. Beberapa program tersebut masih dalam tahap desain, dan apabila semuanya selesai dikerjakan, maka banjir yang tereduksi bisa lebih maksimal (di atas 80 persen),” katanya, menambahkan.
Meski dilaksanakan di tengah suasana pandemi seperti saat ini, Kepala BWS Sulawesi IV Kendari, Haeruddin C. Maddi tetap mengingatkan timnya baik yang bekerja di lapangan maupun di kantor untuk selalu menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. “Semuanya wajib memakai masker, dan setiap hari dilakukan pengecekan suhu tubuh. Untuk physical distancing, saya menerapkan sistem shifting ke teman-teman di Balai,” ujar Haeruddin.
Editor: Dani M Dahwilani
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku