Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Gubernur BI Tegaskan Redenominasi Tak Pangkas Nilai Rupiah, Harga Tetap Sama
Advertisement . Scroll to see content

Gubernur BI: Inflasi 2022 dan 2023 Berisiko Lampaui Batas Atas 3±1 Persen

Selasa, 23 Agustus 2022 - 15:50:00 WIB
Gubernur BI: Inflasi 2022 dan 2023 Berisiko Lampaui Batas Atas 3±1 Persen
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo. (foto: dok iNews)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengatakan inflasi 2022 dan 2023 berisiko melampaui batas atas sasaran 3±1 persen. Inflasi diperkirakan berisiko meningkat akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi dan inflasi volatile food, serta semakin menguatnya tekanan inflasi dari sisi permintaan. 

"Berbagai perkembangan tersebut diperkirakan dapat mendorong inflasi pada tahun 2022 dan 2023 berisiko melebihi batas atas sasaran 3±1 persen dan karenanya diperlukan sinergi kebijakan yang lebih kuat antara pemerintah pusat dan daerah dengan Bank Indonesia untuk langkah-langkah pengendaliannya," ungkap Perry, di Jakarta, Selasa 923/8/2022).  

Menurut dia, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Juli 2022 tercatat sebesar 4,94 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 4,35 persen (yoy). 

Ke depan, lanjutnya, tekanan inflasi IHK diperkirakan meningkat, didorong oleh masih tingginya harga energi dan pangan global, serta kesenjangan pasokan. 

"Inflasi kelompok pangan bergejolak (volatile foods) tercatat sangat tinggi mencapai 11,47 persem (yoy), terutama dipengaruhi oleh kenaikan harga pangan global dan terganggunya pasokan," ujar Perry.

Dia menyebutkan, inflasi kelompok harga diatur pemerintah (administered prices) juga meningkat menjadi 6,51 persen (yoy) sejalan dengan kenaikan angkutan udara dan harga BBM nonsubsidi. 

Perry mengatakan, inflasi inti masih relatif rendah sebesar 2,86 persen (yoy) didukung oleh konsistensi kebijakan BI dalam menjaga ekspektasi inflasi. 

"BI terus bmewaspadai tekanan inflasi yang meningkat, terutama karena tingginya harga komoditas pangan dan energi  global," kata Perry.

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut