IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 2,9 Persen di 2023, Ini Pemicunya
SINGAPURA, iNews.id - Dana Moneter Nasional atau IMF (International Monetary Fund) menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 2,9 persen pada 2023.
Sebelumnya pada Oktober 2023, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi global sebesar 2,7 persen seiring ketidakpastian akibat tingginya inflasi dan perlambatan ekonomi di negara-negara maju.
Dalam rilis terbaru yang dikutip AP, Selasa (31/1/2023), IMF menyatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang sedikit lebih cerah di tahun ini dipicu keputusan China yang mencabut kebijakan nol-Covid.
"Selain itu, banyak negara menunjukkan ketangguhan yang mengejutkan dalam menghadapi inflasi tinggi, kenaikan suku bunga, dan dampak perang Rusia-Ukraina," kata kepala ekonom IMF, Pierre-Olivier Gourinchas, pada konferensi pers di Singapura.
Meski demikian, lanjutnya, proyeksi pertumbuhan ekonomi 2023 tersebut lebih rendah dari perkiraan pertumbuhan 3,4 persen pada 2022.
Dia memperkirakan pelonggaran inflasi seiring kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) dan bank sentral negara-negara ekonomi maju lainnya, akan memperlambat permintaan konsumen yang telah mendorong harga lebih tinggi.
Secara global, IMF memperkirakan inflasi konsumen turun dari 8,8 persen tahun lalu menjadi 6,6 persen pada 2023 dan 4,3 persen pada 2024.
“Kondisi global telah membaik karena tekanan inflasi mulai mereda. Jalan kembali ke pemulihan penuh dengan pertumbuhan berkelanjutan, harga stabil, dan kemajuan untuk semua (negara) baru saja dimulai,” ungkap kepala ekonom IMF, Pierre-Olivier Gourinchas.
Dia menjelaskan, faktor besar dalam peningkatan pertumbuhan global adalah keputusan China akhir tahun lalu untuk mencabut kebijakan zero-Covid. Pembukaan kembali perbatasan China baru-baru ini telah membuka jalan bagi pemulihan yang lebih cepat dari perkiraan.
Terkait dengan itu, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi China meningkat menjadi 5,2 persen, naik dari 4,4 persen yang diperkiraan IMF pada Oktober 2022.
Pada 2022, pertumbuhan ekonomi China hanya sebesar 3 persen, yang merupakan pertumbuhan ekonomi terrendah negara tirai bambu dalam lebih dari 40 tahun terakhir.
IMF mencatat, China telah berkembang lebih lambat daripada dunia secara keseluruhan. Tetapi berakhirnya kebijakan Zero-Covid diperkirakan akan menghidupkan kembali aktivitas pada tahun 2023.
Dia mengatakan, China dan India diperkirakan akan menyumbang setengah dari pertumbuhan global tahun ini, sementara Amerika Serikat dan Eropa berkontribusi 10 persen.
IMF juga memperbaiki proyeksi pertumbuhan ekonomi bagi Amerika Serikat, yakni sebesar 1,4 persen di 2023. Sedangkan untuk 19 negara yang berbagi mata uang euro pertumbuhan ekonomi tahun ini diperkirakan sebesar 0,7 persen.
Pierre-Olivier Gourinchas memaparkan, ekonomi Rusia, yang terkena sanksi Barat akibat invasi ke Ukraina, juga terbukti lebih kuat dari yang diperkirakan. IMF memperkirakan Rusia mencatat pertumbuhan 0,3 persen tahun ini.
Itu akan menandai peningkatan dari kontraksi -2,2 persen pada tahun 2022. Dan itu jauh di atas kontraksi -2,3 persen untuk tahun 2023 yang diperkirakan IMF pada Oktober 2022.
Meski demikian, IMF menyebut Inggris adalah pengecualian yang mencolok. Pertumbuhan ekonomi inggris di tahun 2023 diperkirakan menyusut menjadi 0,6 persen. Sebelumnya pada bulan Oktober, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi Inggris sebesar 0,3 persen.
IMF mencatat perekonomian dunia masih menghadapi risiko serius. Itu termasuk kemungkinan bahwa perang Rusia-Ukraina akan meningkat, dan suku bunga tinggi yang akan menyebabkan krisis keuangan di negara-negara dengan utang luar negeri yang besar.
Pierre-Olivier Gourinchas juga memperingatkan dampak upaya AS yang ingin membatasi akses China ke teknologi chip prosesor canggih karena masalah keamanan.
Menurut dia, pembatasan perdagangan semikonduktor dan tekanan pemerintah untuk menarik kembali industri ke dalam perbatasan mereka sendiri dan membatasi ketergantungan pada mitra asing berpotensi dapat berbahaya bagi ekonomi global.
“Diversifikasi rantai pasokan jauh lebih penting dalam upaya meningkatkan ketahanan, meningkatkan pertumbuhan, meningkatkan standar hidup, daripada bergerak menuju penopang ulang atau ‘penopang teman’,” tutur Pierre-Olivier Gourinchas.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini oleh IMF jauh lebih optimistis dari Bank Dunia. Tiga minggu lalu, Bank Dunia mengeluarkan outlook yang lebih suram untuk ekonomi global, dengan memangkas pertumbuhan ekonomi global menjadi 1,7 persen yang disebut hampir mendekati resesi.
Editor: Jeanny Aipassa