Inflasi Argentina Nyaris Sentuh 99 Persen, Warga Mulai Kencangkan Ikat Pinggang
BUENOS AIRES, iNews.id - Inflasi Argentina nyaris menyentuh 99 persen pada Januari 2023. Hal ini membuat warga harus mengencangkan ikat pinggangnya untuk mengurangi pengeluaran.
Mengutip Reuters, negara Amerika Selatan itu tengah berjuang melawan kenaikan harga selama bertahun-tahun, di mana kecepatan inflasi bulanan pada Januari mencapai 6 persen. Sementara, inflasi tahunan mencapai 98,8 persen, tertinggi sejak hiperinflasi pada 1990-an.
Seorang dokter di Buenos Aires, Gisella Saluzzo (30) menyebut dirinya saat ini harus mengencangkan ikat pinggangnya untuk bertahan hidup dari hari ke hari. Salah satu yang dilakukannya adalah mencari kebutuhan pokok dengan harga murah saat pergi ke pasar.
"Kami mencari di mana daging lebih murah, sayuran lebih murah, dan mencari promosi online untuk bertahan," ujarnya dikutip, Rabu (15/2/2023).
Seorang chiropractor, Brian Muliane (33) menuturkan, bisnisnya tengah berjuang untuk tetap bertahan di tengah inflasi yang tinggi dan tagihan pajak.
"Dalam pekerjaan kami, antara membayar satu dan lain hal, bersama dengan pajak, mereka menenggelamkan kami. Ada banyak yang bahkan tidak bisa bekerja," tuturnya.
Inflasi 2022 yang menyentuh 95 persen masih dapat meningkat tahun ini. Hal ini menyebabkan banyak orang yang terpaksa mengubah kebiasaan belanja mereka dan mengurangi kemewahan.
Seorang guru, Andrea Mendoza (50) menyebut dirinya terpaksa tidak membeli sejumlah barang karena harganya yang meningkat tajam.
"Ada barang-barang yang saya hentikan beli karena tidak mungkin meningkat seperti ini. Jadi, saya tidak membeli beberapa barang, saya mengubah kebiasaan," katanya.
Inflasi yang merajalela telah menghantam perekonomian Argentina dan memaksa bank sentral meningkatkan suku bunga hingga 75 persen. Hal ini berdampak besar terhadap popularitas pemerintahan Presiden Alberto Fernandez menjelang pemilihan umum pada bulan Oktober.
Hal ini menguntungkan pihak oposisi konservatif yang memimpin dalam sejumlah survei. Hal ini karena warga Argentina sudah muak dengan inflasi dan banyak yang menyalahkan manajemen ekonomi yang buruk dan pencetakan uang oleh pemerintah.
Editor: Aditya Pratama