Ini Program Kementan untuk Bangun Pertanian Papua dan Papua Barat

Kuntoro menambahkan, pengembangan komoditas perkebunan pada periode tahun 2014-2018 dilaksanakan dengan rata-rata alokasi anggaran sebesar Rp9,25 miliar dan rata-rata fisik volume seluas 1.420 hektare. Kinerja serapan pembangunan perkebunan di provinsi Papua mencapai rata-rata 83,75 persen per tahun.
"Sedangkan kinerja capaian fisik mencapai 78,76 persen. Kinerja ini di tahun 2018 posisi triwulan III," ucapnya.
Lebih lanjut Kuntoro mengatakan, kegiatan KRPL diharapkan dapat mendorong kegiatan percepatan penganekaragaman dan konsumsi pangan serta memperkuat ketahanan pangan masyarakat. Kegiatan ini dilakukan melalui pembangunan kebun bibit, demplot, dan kebun sekolah. "Kegiatan KRPL pun mengutamakan sumber daya lokal disertai dengan pemanfaatan pengetahuan lokal (local wisdom) dengan pembiayaan per kelompok sebesar Rp50 juta," tuturnya.
Perlu diketahui, pada 2018 Kementan telah mengalokasikan anggaran kegiatan KRPL sebanyak Rp115 miliar untuk 2.300 kelompok yang tersebar di 33 provinsi. Untuk Papua dan Papua Barat total alokasi angaran kegiatan ini sebesar Rp8,65 miliar. Alokasi untuk Papua sebesar Rp 5,2 miliar ke 16 kabupaten, 104 kelompok.
"Sedangkan Papua Barat sebesar Rp 3,45 miliar untuk 12 kabupaten, 69 kelompok," ucap Kuntoro.
Kegiatan lain yang telah dilakukan dalam mendukung pengembangan SDM ialah melalui Sekolah Lapang (SL) sebanyak 10 Unit di Papua dan tiga Unit di Papua Barat. Sekolah lapang dilakukan sebagai media pembelajaran bersama antara penyuluh dan petani. Selain melalui SL, kegiatan pengembangan SDM melalui adaptasi teknologi masing-masing duaunit sebagai media transfer teknologi yang berbasis lokalita.
“Adanya media belajar langsung dapat mempermudah penerapan teknologi di petani. Petani akan melakukan praktek langsung terhadap informasi teknologi yang disampaikan," kata Kuntoro.
Editor: Ranto Rajagukguk