Jalan Tol Layang Japek Dibuat Bergelombang, Ini Alasan Waskita Karya
"Kalau kita bangun ke bawah (JPO) ya sama kayak jalan (tol Japek) yang existing sekarang. Jadi pilihannya di atasnya," kata dia.
Masalahnya kemudian ada di simpang susun. Bambang menyebut, beberapa simpang susun seperti Cibitung dan Karawang memiliki tinggi hingga 13 meter. Bila ditambah standar clearance area 5,1 meter, maka tingginya menjadi 18 meter atau setara gedung 5 lantai.
"Bayangkan kalau kita menyetir di lantai 5 gedung, kita tahu di Tomang ada jalan putar yang tinggi. Nah itu saja rasanya agak bagaimana gitu, karena saking tingginya. Belum lagi kita mendapatkan beban angin," tuturnya.
Atas dasar itulah, Waskita Karya akhirnya memutuskan untuk membuat jalan bergelombang. Desain jalan tol dibikin seefisien mungkin, namun tetap mengutamakan keamanan.
"Pada saat menanjak dia aman, dan pada saat dia menurun dia aman. Inilah yang disebut dengan bagaimana kita mendesain sesuai dengan geometrik jalan yang diatur oleh regulasi jalan," ucapnya.
Bambang memastikan desain gelombang tol layang Japek sudah sesuai aturan, termasuk soal kecuraman jalan. Bahkan, kata dia, tol tersebut sudah memperhitungkan aspek seismik atau gempa.
Editor: Rahmat Fiansyah