Jurus Menperin Tingkatkan Peringkat Daya Saing

JAKARTA, iNews.id – Berdasarkan data Global Competiveness Index (GCI) 2017-2018, daya saing Indonesia berada di peringkat 36 dari 137 negara. Pemerintah tengah berupaya mengejar ketertinggalan peringkat tersebut dengan memacu indikator-indikator penting yang masuk komponen daya saing.
Menteri Perindustri Airlangga Hartarto menuturkan, ada tiga indikator yang memang perlu menjadi perhatian utama, yakni health and primary education, leader market, dan teknologi. Untuk indikator health and primary, posisi Indonesia masih terbilang buncit yakni di peringkat 94 dari 137 negara.
Namun, upaya pemerintah dengan mengimplementasikan Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS) sudah cukup tepat. "Daya saing ini kita lihat, apa saja yang bisa kita dorong untuk bisa meningkat. Yang pertama, health and primary education. Ini masih di posisi 94 dari 137 negara. Jadi, sudah tepat pemerintah mengeluarkan BPJS dan lain-lain di bawah pemerintah Pak Jokowi-JK. Diharapkan, ada improvement di kesehatan primary education," katanya ditemui di Hotel Raffles, Jakarta, Kamis (8/2/2018).
Hal kedua, yaitu leader market. Menurut Airlangga, leader market ini harus dipadukan dengan perkembangan yang tak bisa dibendung kemajuannya, yaitu ekonomi digital. Selain itu, Indonesia perlu berkonsolidasi dengan negara-negara ASEAN untuk membangun ekonomi kawasan.
Hal itu hanya akan berjalan mulus jika pemerintah mendorong kemudahan perizinan sehingga peringkat daya saing pun makin baik.