Mendag Kejar Target Pertumbuhan Ekspor Sebesar 11 Persen
"Kalau dari sisi ekspornya kita naik 9,01 persen, tapi dari sisi impornya tinggi karena juga masuk barang modal bahan baku untuk industri yang berkembang kan itu positif. Tapi juga, ada konsumsi yang naik. Kenapa konsumsi naik, seperti biasa mendekati Lebaran," ujarnya.
Ke depan, pemerintah akan melakukan ekspor yang berasal dari industri pakaian jadi, alas kaki, hingga kendaraan bermotor. "Ke depan yang akan diekspor banyak, ada garmen, alas kaki, mobil," ucap dia.
Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya menyebut, lonjakan impor yang terjadi pada April 2018 membuat neraca perdagangan defisit sebesar 1,63 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, nilai impor menyentuh 16,09 miliar dolar AS, naik 34,68 persen dibanding April 2017. Kenaikan ini disumbang oleh kenaikan impor nonmigas yang mencapai 13,77 miliar dolar AS.
Berdasarkan golongan penggunaan barang, impor bahan baku/penolong, barang modal, dan barang konsumsi meningkat. Impor bahan baku mencapai 11,96 miliar dolar AS, naik 33 persen dibanding April 2017. Secara bulanan, impornya naik 10,73 persen.
Impor barang modal 2,62 miliar dolar AS, naik 41 persen. Secara bulanan, impornya naik 6,59 persen. Meski porsinya hanya 9,4 persen, impor barang konsumsi juga melonjak cukup tajam yaitu 38 persen. Secara bulanan, impor ini juga tercatat naik 25,86 persen.
Editor: Ranto Rajagukguk